MUHADI, 48, membawa sapinya ke pasar hewan Kebumen. Ia berniat menjual ternaknya itu. Uangnya akan digunakan untuk membeli sebidang pekarangan di desanya, Klirong, Kebumen, Jawa Tengah. Betapa sukacita Muhadi ketika di depan pasar hewan sudah ada orang yang menawar. Kemudian uang Rp 350 ribu, hasil jual sapi itu, berpindah ke tangan Muhadi. Sapi yang sudah dipelihara selama 7 tahun itu terjual cepat dengan harga lumayan tinggi, awal Februari lalu itu. Uang hasil penjualan sapinya ditunjukkan dengan berseri-seri ke istrinya, Mursinah. Tapi kegembiraan tadi segera ditelan duka. Uang Rp 350 ribu itu, eh, mengapa gantinya hanya segepok kertas koran yang dipotong mirip dengan ukuran uang sepuluh ribu? Muhadi ambruk. Pingsan. Setelah sadar, ayah lima anak itu tak habis pikir. Padahal, Muhadi yakin, yang diterima dari dua pria yang membeli sapinya benar-benar berwujud uang rupiah. Ia tidak sempat bermenung lama-lama. Ditemani dua tetangganya, Muhadi memburu ke pasar hewan. Apa mau dikata? Komplotan penipu itu sudah menghilang. Tapi, ia tidak lupa ciri-ciri mereka. Yang satu bertubuh gemuk berambut keriting, kulitnya kuning. Sedang temannya agak tinggi, badannya sedang, lurus rambutnya. Umur mereka sekitar 35 tahun. Itu pula yang dilaporkan ke Polsek Klirong. Menurut sumber di Polsek Klirong, Muhadi bisa jadi kena ngelmu --lalu enak saja melepas hartanya itu. Dasar apes, sial. Yusroni Henridewanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini