Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dendam tujuh turunan orang-orang...

Sejarah terbentuknya ku klux klan. Usai perang saudara, mereka ingin mendirikan negara kulit putih di bagian selatan AS. Tapi ku klux klan ternyata malah tumbuh sebagai organisasi peneror bagi ras lain.

5 Maret 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAKYAT Amerika Serikat membuka lembaran sejarah baru ketika mereka memberikan suara terbanyak untuk Abraham Lincoln pada Pemilu 1860. Betapa tidak. Tiga tahun setelah menghuni Gedung Putih, tokoh pembela hak-hak asasi itu memproklamasikan penghapusan perbudakan di seluruh Amerika Serikat sebuah keputusan yang tentu saja menggembirakan orang-orang kulit hitam. Sebaliknya, bagi orang-orang kulit putih yang mendiami wilayah Selatan. Kemenangan Lincoln itu justru merupakan sebuah pukulan berat bagi mereka, karena orang keenam belas yang mendiami Gedung Putih ini akan membuat dominasi orang-orang kulit putih atas orang-orang kulit berwarna berakhir. Orang-orang Selatan lalu menghimpun kekuatan dan membentuk pemerintahan sendiri di bawah nama: Federasi Negara-Negara Amerika. Perang saudara akhirnya tak terelakkan. Imbauan orang-orang Utara agar tentara Konfederasi menyerah, dan mengakui pemerintahan Lincoln, diabaikan saja oleh orang-orang Selatan. Ketika Lincoln berhasil mempengaruhi mayoritas anggota Kongres untuk memasukkan Proklamasi Emansipasi, yang berisi penghapusan perbudaka ke dalam undang-undang dasar, orang-orang Selatan makin kalap. Pada 14 April 1865, mereka berhasil membunuh Lincoln lewat tangan pemain sandiwara John Wilkes Booth. Kematian Lincoln itu tak membuat kebencian orang-orang Selatan terhadap orang-orang kulit hitam reda. Malah, pada 24 Desember 1865, sehari sebelum Natal, enam veteran tentara Konfederasi bersepakat membentuk organisasi bawah tanah anti orang-orang kulit hitam di kantor seorang pengacara di Pulaski, Tennessee. Organisasi rasis itu mereka beri nama Ku Klux Klan - perpaduan dari bahasa Yunani dan Skotlandia. Ku Klu yang berarti kelompok (kuklos) mereka ambil dari bahasa Yunani. Sedangkan Klan, untuk. menunjuk asal-usul anggota kelompok, yakni orang-orang kulit putih, mereka ambil dari bahasa Skotlandia. Pembentukan Ku Klux Klan, pada mulanya, dimaksudkan untuk memperkukuh tali persaudaraan di antara orang-orang kulit putih, dan alat untuk melakukan sedikit "kenakalan" dan "lelucon" terhadap orang-orang kulit hitam. Tapi, empat tahun kemudian, ketika anggota Klan mencapai sekitar setengah juta, "kenakalan" dan "lelucon" yang mereka lakukan mulai menjurus ke arah teror. Bahkan, Jenderal Nathan Bedford Forrest, pemimpin pertama Klan, menghalalkan anggotanya membakar rumah orang-orang kulit hitam, serta menganiaya dan membunuh budak-budak Negro yang dibebaskan. Sejak itu, anggota Klan, yang memakai jubah panjang putih dan topeng kuncung dengan lubang bulat di bagian mata, bergentayangan di malam hari meneror orang-orang kulit hitam bahkan, kalau perlu, membunuh mereka. Tak heran kalau lambang organisasi rasis itu berupa salib menyala, dan darah meleleh di sekitarnya. Agama Kristen Protestan adalah anutan mutlak anggota Klan. Pada 1869, pemerintah menyatakan Klan sebagai organisasi terlarang, dan sejumlah gembongnya dijebloskan ke penjara. Tapi Klan tak musnah dengan larangan itu. Organisasi yang haus darah itu, seperti diakui James Venable, tokoh Klan seabad kemudian, "terus bergerak di bawah tanah." Pada 1915 di Stone Mountain, Georgia, Klan beraksi lagi secara terang-terangan. Sasaran mereka, waktu itu, tak hanya orang-orang kulit hitam, tapi juga para emigran Yahudi, penganut Katolik, dan pelarian dari negara-negara sosialis, yang membanjiri Amerika Serikat. Tempo 15 tahun, Klan sudah berhasil lagi merekrut anggota sebanyak 30.000 orang beberapa di antara mereka berstatus senator dan sejumlah lagi menduduki jabatan penting dalam pemerintahan. Konon, Presiden Warren G. Harding disebut-sebut sebagai pengikut mereka, karena Klan melakukan acara khusus di makam kepala negara itu tak lama setelah kematiannya pada 1923. Pendahulu Harding, Presiden Woodrow SNilson, juga disebut-sebut sebagai anggota Klan, karena mengadakan pertunjukan Birth of Nation, yang bernada pro-organisasi terlarang itu, di Gedung Putih. Pada 1961, Klan, yang terpecah dalam kelompok-kelompok kecil yang bersaing, menyadari perlunya persatuan dantara mereka. Lalu, mereka membentuk United Klan of America, dan memilih buruh pabrik karet, Robert M. Shelton, yang memiliki wajah rajawali, sebagai pemimpin tertinggi. Organisasi ini berakar kuat di Alabama. Tatkala orang-orang kulit hitam mencatat sejumlah kemenangan di bidang hak-hak sipil, di kurun 1960-an, kaum rasis kulit putih menyatakan dukungan mereka terhadap perjuangan Shelton. Para rasis itu ada yang menyumbang uang, mobil mewah, seperti Continental dan Cadillac, dan sebuah pesawat terbang bermotor kembar, untuk keperluan organisasi menguber orang-orang kulit berwarna, terutama keturunan Negro. Teror kembali menjalar ke seantero negeri, terutama di Selatan. Di Neshoba Country, Missouri, Klan membunuh tiga pejuang hak-hak sipil berkulit hitam. Di Birmingham, mereka meledakkan sebuah gereja. Pada 1967, menurut FBI, Klan menghimpun sekitar 17.000 "teroris". Pembengkakan jumlah anggota Klan dapat ditekan FBI, yang kemudian melakukan pembersihan besar-besaran di seantero Amerika Serikat. Pada 1974, menurut catatan FBI, anggota aktif Klan tinggal sekitar 1.500 orang. Selang setahun, muncul tokoh baru yang membuat para rasis kulit putih bersemangat lagi menegakkan kemurnian ras mereka. Dialah David Ernest Duke, lulusan Lousiana State University, yang mencanangkan Klan mempercanggih cara teror dan pembunuhan. Berbeda dengan para pendahulunya, Duke jarang mengenakan jubah dan topeng sebagaimana tradisi Klan Tapi ia tetap berpegang pada fanatisme lama. Duke, yang memimpin Klan di Lousiana, penampilannya dilukiskan sangat mengesankan - bijak, tampan, dan sexy. Sekalipun Duke mengangkat Hitler dan Nazi sebagai sumber ilham perjuangan Klan, toh ia tak pernah mengatakan "antihitam" dalam pidato-pidatonya. Ia selalu menyebut: "proputih". Duke yang memiliki satuan tugas "Patroli Perbatasan" di kawasan Selatan, guna mencegah imigran gelap dari Meksiko, berhasil menghimpun 3.000 pengikut. Jumlah ini cukup membuat iri gembong-gembong lain Klan, yang tetap tak berani memperlihatkan diri mereka. Lousiana juga melahirkan tokoh rasis lain yang tak kalah hebat dibandingkan Duke. Dialah Bill Wilkinson, bekas instalatir listrik dan pembaca sandi di sebuah kapal selam nuklir. Semula ia bergabung dengan Duke. Tapi, akhir 1975, Wilkinson memisahkan diri dan membentuk Klan Kerajaan Bayangan. Nama Wilkinson mulai terkenal ketika ia memprotes sikap Jimmy arter yang mendukung hak-hak sipil kulit berwarna. Penentangan atas sikap kandidat presiden dari Selatan itu disampaikan Wilkinson di depan jemaat Gereja Baptis, Plains, kota kelahiran Carter, pada 1976. Juli 1977, tiga anggota Klan mencoba mengebom sinagog di Kota Lochearn, Maryland. Mereka juga berencana mendinamit tokoh kulit hitam yang menjadi anggota Kongres, Parren J. Mitchell. Tapi usaha teror dan pembunuhan itu dapat digagalkan polisi. Pada tahun itu juga, polisi menangkap lima pelaku serangkaian penembakan atas orangorang kulit hitam yang sedang berhandai-handai di sebuah bar di Detroit, dan kemudian memberondong rumah-rumah mereka dengan senjata semiotomatis. Hasil interogasi menunjukkan bahwa tiga dari lima pelaku penembakan adalah anggota Klan. Pada Februari 1979, Dewan Kota Decatur Alabama, mengeluarkan larangan membawa senjata api ke tempat-tempat umum. Larangan itu tak ayal membangkitkan kemarahan anggota-anggota Klan. Mereka lalu menyatroni rumah Wali Kota Bill Dukes dengan senjata api di tangan. Kemudian mereka membentangkan spanduk yang berbunyi: "Wali Kota, kalau kamu menginginkan bedil, kemarilah!" Dukes tentu saja berpikir seribu kali melayani tantangan itu. Kebencian sejumlah orang kulit putih terhadap orang-orang kulit berwarna tampaknya tak akan pernah pupus. Sebuah daftar yang disiarkan sebuah liga menyebutkan bahwa mereka melakukan kegiatan di 24 negara bagian Amerika Serikat, terutama di bilangan Selatan. Menurut koran The New York Times, yang menghimpun data sampai 1981, paling tdak ada tiga kelompok utama Klan yang beroperasi di seantero Amerika Serikat: Klan Kerajaan Bayangan, di bawah pimpinan Bill Wilkinson, yang bermarkas di Alabama Kelompok David Ernest Duke, Para Kesatria Ku Klux Klan, yang berpusat di New Orleans dan Senkat Klan-Klan Amerika, pimpinan Robert M. Shelton, yang juga bermarkas di Alabama. Di daerah-daerah lain, sekalipun pengikut Klan cuma sedikit, toh mereka cukup potensial mengancam keselamatan orang-orang kulit berwarna Amerika Serikat. Apalagi, Wilkinson sudah menyalakan lampu kuning terhadap orang-orang yang tak termasuk berkulit putih. "Kita sedang mempersiapkan diri untuk menyambut sebuah perang rasial," kata Wilkinson di depan pengikutnya. Para pengikut Wilkinson, yang berjumlah 10 ribu orang ditambah sekitar 100 ribu simpatisan, tersebar di San Bernardino, California, Denver, Colorado, Middleton, Ohio, dan New Jersey, telah pula menyatakan siap menghadiri rapat-rapat Klan, memberi sumbangan, dan mengikuti terus berita-berita yang dimuat dalam surat kabar The Klansman, terbitan Klan Kerajaan Bayangan. Kini, ribuan anggota Klan Kerajaan Bayangan aktif melakukan latihan perang gerilya di daerah perbukitan sebelah utara Alabama. Akan meletuskah "perang ras" yang dicanangkan Wilkinson dan juga Klan lain? Siapa tahu. Priyono B. Sumbogo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus