Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lebih dari satu jam pria itu duduk di sebuah kafe di kawasan Depok. Berulang kali, dari kursinya, ia melongok ke arah jendela. Ia juga terus memandang orang-orang yang baru masuk dan mencoba mengenali mereka satu per satu. Mulutnya terkatup. Sesekali ia menatap layar laptop. Sore itu, Senin pekan lalu, dia menunggu "paket" penting.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo