Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Di Bawah Sokongan Juragan

Rumah berkelir putih di Jalan Simpang Flamboyan, Kota Malang, Jawa Timur, itu tak pernah sepi.

9 Maret 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Surya Tjandra bertemu dengan kader Partai Solidaritas Indonesia di Desa Kepanjen, Malang, Jawa Timur, 8 Maret 2019./TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saban hari, orang lalu-lalang memikul poster dan spanduk bergambar Surya Tjandra, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Solidaritas Indonesia di daerah pemilihan Jawa Timur V, yang meliputi Kota/Kabupaten Malang dan Kota Batu.

Di rumah berlantai satu yang menjadi markas tim pemenangan itu, Surya beserta 160 relawannya siang-malam berdiskusi merumuskan siasat menggaet pemilih sebelum terjun ke lapangan. “Relawan bekerja dari rumah ke rumah,” kata Surya di markas tim pemenangan, Selasa pekan lalu.

Surya terjun ke daerah pemilihan sejak Oktober 2017, setahun sebelum penetapan calon legislator oleh Komisi Pemilihan Umum. Doktor ilmu hukum lulusan Universiteit Leiden, Belanda, itu menjelaskan gagasannya menolak politik uang sebagai gerakan antikorupsi serta tentang transparansi anggaran dari pintu ke pintu.

Sejauh ini, kata dia, masyarakat Malang Raya menerima gagasan yang ia tawarkan. “Pemilih di Malang itu cerdas dan rasional, tak memilih gara-gara menerima duit,” ujar Surya. Karena itulah ia memilih daerah pemilihan Jawa Timur V meski lahir dan hidup di Jakarta.

Mulanya, Surya mengincar daerah pemilihan Jawa Barat, terutama Kabupaten Bekasi, karena memiliki basis buruh di wilayah itu. Apalagi pada pemilihan 2014 ia turut membantu menjadikan dua aktivis buruh sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di sana. Tapi rencana tersebut batal lantaran Bekasi kental dengan politik uang. “Di sana harus ‘dermawan’, dan saya tidak bisa seperti itu.”

Surya mengatakan peluang terpilih di Jawa Timur V lebih besar ketimbang di tempat lain. Menurut survei internal partai, dia menjelaskan, 6-7 persen pemilih di sana berpindah ke partai baru dalam setiap pemilihan umum. Mereka, menurut dia, berpindah lantaran jenuh dengan partai yang minim terobosan.

Di Jawa Timur V, Surya harus bersaing dengan inkumben, di antaranya Ahmad Basarah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Nurhayati Assegaf dari Partai Demokrat. Selain itu, ia mesti berjibaku dengan pesohor seperti penyanyi Krisdayanti dan pembalap Moreno Soeprapto. Surya menghitung, butuh sekitar 120 ribu suara untuk melenggang ke Senayan dari total pemilih sebanyak 2 juta.

Untuk mewujudkan itu, Surya membutuhkan ongkos. Surya mengaku tak mengeluarkan dana dari kantong sendiri. Untuk kebutuhan kampanye, ia menggerakkan penggalangan dana bersama partai. Hasilnya, kata dia, pengusaha, teman, dan saudara menyumbang karena bersimpati terhadap gagasan partainya.

Surya enggan menyebutkan para donaturnya. Namun, dia menjelaskan, para juragan itu yakin PSI bisa membawa perubahan, terutama dalam soal ketidakpastian usaha serta gangguan bisnis. “Mereka tidak meminta imbalan. Sumbangan itu cuma-cuma,” tutur Surya.

PSI, Surya menambahkan, meniru pola itu dari Brasil. Di sana, kata dia, ada filantropis yang peduli terhadap masalah politik dan mengumpulkan uang, kemudian memberikannya kepada partai. Partai kemudian menyiapkan para calon legislator yang berpotensi. “Disiapkan semuanya,” ucapnya.

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengatakan partainya mencoba menerapkan pola rekrutmen seperti di Brasil, tapi tidak berjalan mulus. Menurut dia, tradisi partisipasi belum bisa diterapkan di Indonesia. “Akhirnya kami tetap berjalan meski tidak sempurna. Kami tetap berusaha memulai politik partisipatif,” katanya.

Jika terpilih, Surya berjanji bakal transparan terutama soal dana aspirasi DPR sebesar Rp 3 miliar. “Saya ingin uang dikelola bersama masyarakat. Prioritasnya menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus