KOMPLEK WTS Wak Katung di Pontianak berubah wajah. Tak jelas
kemana larinya para 'penjual cinta' itu. Yang pasti di komplek
yang terletak di persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak
itu kini sudah berdiri satu pusat perbelanjaan dengan nama
Kapuas Indah.
Bangunan yang menelan biaya Rp 1,5 milyar itu berlantai tiga.
Yang pertama dan kedua untuk pedagang, masing-masing dengan 199
dan 217 kios berbagai ukuran. Lantai tiga dibuat bioskop dengan
kapasitas 1000 orang penonton. Sementara sebelah utara bangunan
itu sendiri, persis di bibir Sungai Kapuas, dibangun pula 216
petak untuk pedagang sayur dan pedagang daging babi.
Tempat-tempat berjualan itu dimaksudkan sebagai tempat untuk
memusatkan para pedagang yang kini tersebar antara lain di Pasar
Seroja, Pasar Citarum, Pasar Sayur dan di beberapa tempat lagi.
Katakanlah untuk ketertiban, sekaligus keindahan kota. Tapi
pedagang umumnya menilai mahal harga kios di komplek baru itu.
"Petaknya kecil, harganya selangit," kata beberapa orang di
antara mereka. Disebutnya harga kios ukuran 2 x 2 meter di
lantai dasar mencapai Rp 3 sampai Rp 5,2 juta.
Toh menurut seorang petugas kantor Walikota Pontianak sampai
pertengahan Oktober lalu ternyata hanya tinggal sekitar 30 kios
saja yang belum ada pemiliknya. "Itupun pemesannya sudah ada,"
ucap petugas itu kepada TEMPO.
Lim Jafar
Tapi mereka yang belum sempat hijrah ke sana sebenarnya diliputi
kebimbangan. Coba sebelum Kapuas Indah penuh terisi, tiba-tiba
saja pada jarak 150 meter dari sana muncul pula komplek
perdagangan baru yang lain. Asrama tentara yang dikenal penduduk
sebagai Asrama Sudirman dibongkar. Dan percaya atau tidak, dalam
tempo 40 hari sudah berdiri seratus tempat jualan baru yang
lumayan megah di halaman bekas asrama itu. Sementara komplek
asrama itu sendiri secara keseluruhan memang direncanakan untuk
lokasi pembangunan 900 kios. Yang membangun seorang pemborong
bernama !Lim Jafar. Lim mendapat kesempatan dari Kodam. Karena
tak layak asrama ada di tengah kota, Lim boleh membuatnya jadi
bangunan lain asalkan Lim membangun asrama baru di sudut kota
yang lain pula.
Begitulah, karena Lim ingin cepat dapat uang, ia buru-buru
menyelesaikan sebagian rencananya membangun bekas asrama itu
sebagai tempat berjualan. Ia tak salah tentu saja, kendati ia
sendiri harus berfikir siapa nanti yang akan mengisi
kios-kiosnya. Cuma, karena lokasi bekas asrama itu terletak di
jalan protokol, orang yang sedianya akan pindah ke Kapuas Indah
pun jadi ragu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini