Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Di persimpangan jalan

Wiwin, 26, kelahiran bantarsari, cirebon, harus memilih seorang suami dari 2 lelaki, steven ormerod, 33 & ono sungkuno, 29. sempat hidup bersama tanpa nikah dengan steven, kemudian menikah dengan ono. (ina)

24 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WIWIN, 26, wanita hitam manis kelahiran Desa Bantarsari, Cirebon, kini di persimpangan jalan. Ia harus memilil seorang suami dari dua lelaki. "Kedua orang itu saya cintai," kata Wiwin. Pokok masalah, karena Wiwin mudah jatuh cinta. Pada tahun 1976 ia memadu kasih dengan Steven Ormerod, 33, orang Inggris yang menetap di Australia. Keduanya sempat membeli rumah di Pantai Pananjung, Pangandaran. Tetapi Steven tak ingin menetap lama di Jawa, ia berniat membawa Wiwin ke negeri kangguru. Wiwin setuju, tetapi perlu pulang kampung mempersiapkan segala sesuatu. Wiwin tidak sekadar pulang, tetapi pergi ke Desa Ciledug Tengah, tak jauh dari Desa Bantarsari. Di sini, seorang pemuda bernama Ono Sungkono, 29, sudah menanti. Rupanya, Wiwin dan Ono juga saling jatuh hati. Ketika Wiwin minta izin ke Australia "mencari pengalaman hidup," Ono melepas dengan bangga. Di Australia, Wiwin dan Steven hidup bersama, tanpa nikah. Steven bekerja sebagai koki kepala di sebuah perusahaan pertambangan di Queensland. Wiwin bekerja sebagai kasir sebuah bar di kota yang sama. Rukun. Tapi, sementara itu, Wiwin dan Ono terus saling berkirim surat. Tahun 1980, setelah tiga setengah tahun di Australia, Wiwin pulang sendiri menjenguk keluarganya. Dan Ono pun muncul. Lantas? "Kami menikah di Desa Bandengan, Kecamatan Astanajapura. Wiwin istri saya yang sah," ujar Ono, lulusan STM. Pasangan ini tampak bahagia, rukun, tenteram. Oktober yang lalu, Steven muncul. Ketika bule ini tahu ada lelaki lain di samping Wiwin, ia melapor ke polisi: istrinya dirampas orang. Seorang polisi dari Kotabes 86 Bandung akhirya menciduk Ono. "Saya dituduh melarikan istri orang, bagaimana mungkin," ujar Ono ternganga. Syukur, ia punya surat nikah. Steven mengajukan alasan. "Jika dua orang saling menyayangi dan dapat hidup bersama tiga tahun lebih, tak perlu surat kawin," katanya mengenai surat nikah itu. Penyelesaiannya, "saya relakan Steven membawa Wiwin ke rumahnya di Pangandaran, sampai akhir Desember. Kalau batas waktu itu lewat, Wiwin tak dikembalikan, Steven akan saya tuntut ke pengadilan," ujar Ono tegas. Wiwin dan Steven setuju. "Keduanya saya cintai, saya bingung . . ." ujar Wiwin kepada TEMPO. Tak tahu apa yang akan terjadi setelah Desember ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus