Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Diplomasi Volvo Ala Swedia Menggaet Hubungan dengan Korea Utara

Hutang Korea Utara kepada Swedia terkait dengan pengadaan mobil Volvo telah berkembang selama bertahun-tahun dan menyentuh angka US$322 juta.

5 Desember 2017 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Swedia merupakan negara Eropa pertama yang membangun kerjasama diplomasi dan mendirikan kedutaan di Korea Utara, uniknya, kerjasama tersebut terjalin berkat bisnis mobil Volvo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal tersebut bermula sekitar pertengahan tahun 1970, saat itu Swedia mulai melirik Korea Utara sebagai pasar bisnis baru lewat Volvo karena dianggap memiliki potensi di bidang industri otomotif. Setelah menandatangani kontrak, Swedia mengirimkan peralatan industri buatan Swedia ke Korea Utara, termasuk mesin pertambangan berat dan 1.000 unit mobil Volvo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Swedia mengirimkan investasi produk senilai US$70 juta, investasi tersebut membuat kementerian Swedia harus mengirimkan seorang diplomat ke Korea Utara. Pada akhirnya, Swedia merupakan negara Eropa pertama yang mendirikan kedutaan di Korea Utara.

Baca: Geely-Volvo Berencana Memproduksi Lynk & Co di Belgia dan AS

“Mereka bertanya ke saya, apakah saya bersedia membuka kedutaan di sana (Korea Utara)? Saya menjawab Ya” Ujar Erick Cornell, seorang diplomat senior Swedia yang tiba pertama kali di Pyongyang saat pertengahan musim dingin tahun 1975

Cornell sedikit menceritakan awal kedatangan dirinya di Pyongyang, ibu kota Korea Utara “Itu adalah negara yang sepi, dingin, berangin dan bersalju. Kami memulai semuanya dari nol ketika tiba di Pyongyang.”

Namun tak lama setelah kedutaan Swedia di Pyongyang berdiri kerjasama dihentikan, alasannya karena Korea Utara tidak sanggup membayar apa yang telah diimpor hingga batas waktu pelunasan, hutang dan bunga Korea Utara terhadap Swedia terus meningkat.

Cornell dalam buku berjudul “North Korea Under Communism: Report of an Envoy to Paradise” mengatakan kegagalan kerjasama tersebut disebabkan oleh pemerintah Korea Utara yang mengembangkan industri diluar kapabilitasnya, selain itu pemerintah Korea Utara dianggap tidak terbiasa mengembangkan bisnis diluar blok komunis.

Menurut The Swedish Export Credit Agency hutang Korea kepada Swedia telah berkembang selama bertahun-tahun dan telah menyentuh angka US$322 juta. Pemerintah Swedia masih mengingatkan Korea Utara untuk membayar hutangnya tersebut sebanyak dua kali dalam setahun, namun pihak Korea Utara belum menuntaskan kesepakatan.

Baca: Kembangkan Layanan Digital, Volvo Beli Startup Parkir Valet

Dalam konteks yang lebih luas, kegagalan kerjasama industri mobil ini membuat Swedia dapat membangun kerjasama diplomasi yang cukup baik dengan Korea Utara

Kedutaan di Pyongyang, Korea Utara tetap dipertahankan meskipun kerjasama telah berakhir. Saat ini Swedia memperlebar perannya sebagai salah satu penghubung antara Korea Utara dengan dunia luar. Swedia juga beberapa kali membantu warga Amerika Serikat yang ditahan di Korea Utara.

NPR

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus