Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pencernaan sering kali dikatakan sebagai otak kedua terutama bagi anak. Sebab, pencernaan yang sehat dapat mempengaruhi perkembangan otak dan juga sebaliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ahli gizi dan penulis buku Rita Ramayulis mengatakan keterkaitan keduanya dikenal dengan istilah gut-brain axis.
“Secara umum, saluran cerna mempengaruhi otak dalam hal mengatur perilaku, emosi, dan logika; sedangkan otak mempengaruhi saluran cerna dalam hal penyerapan nutrisi yang dikonsumsi," kata Rita dalam bincang-bincang “Pentingnya Gut-Brain Axis untuk Menumbuhkan Anak Hebat” dikutip dari siaran resmi, Sabtu, 12 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia mengatakan, melalui gut-brain axis, saluran cerna akan mempengaruhi otak untuk memproduksi neurotransmitter yang berkaitan dengan sosial emosional anak, salah satunya hormon serotonin yang menghasilkan perasaan senang dan nyaman.
Oleh karena itu, interaksi sehat antara sistem pencernaan dan otak tergolong krusial dalam mendukung kebaikan hati anak, seperti kecerdasan intelektual dan emosional anak.
Rita melanjutkan, “Apa yang anak konsumsi dapat memperkuat kesehatan pencernaan, otak, hingga kebesaran hatinya, sehingga dapat memberikan dampak positif yang menyeluruh bagi anak. Salah satu nutrisi untuk pencernaan sehat yang dapat dikonsumsi anak adalah prebiotik atau makanan bagi bakteri baik. Sebagai contoh, prebiotik dapat ditemukan pada sayur, buah, atau susu pertumbuhan yang diperkaya dengan prebiotik.”
Menurut Rita, salah satu nutrisi utama untuk memungkinkan proses gut-brain axis adalah prebiotik yang berperan untuk memberi makan mikrobiota pada saluran cerna seperti bifidobacterial yang menstimulasi pertumbuhan spesies Bifidobacterium dan lactobacillus tertentu, dan mengurangi bakteri patogen.
Mikrobiota ini juga bertugas untuk berkomunikasi dengan otak, termasuk meminta otak untuk mengatur emosi dan perilaku anak.