Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dua Pilihan Ahok

13 Juni 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAJU dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih ragu: bersaing lewat jalur independen atau menunggang partai politik. Semula, dia berjanji memilih jalur perseorangan dengan target mengumpulkan satu juta kartu tanda penduduk lewat Teman Ahok, jaringan relawan pendukungnya. Belakangan, Basuki dikabarkan mulai merapat dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang sudah lama ingin mengusungnya.

Syarat Pencalonan

Jalur partai
22 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta
Pemilik kursi: PDI Perjuangan (28), Gerindra (15), Partai Keadilan Sejahtera (11), Partai Persatuan Pembangunan (10), Partai Demokrat (10), Hanura (10), Golkar (9), Partai Kebangkitan Bangsa (6), NasDem (5), Partai Amanat Nasional (2)

Jalur independen
7,5 persen dari pemilih tetap Jakarta (sekitar 7,2 juta orang)
530 dukungan atau KTP yang telah diverifikasi
Sedikitnya ada 950 ribu KTP dukungan yang dikumpulkan Teman Ahok hingga pekan lalu.

Manuver Basuki

2014

10 September
Basuki resmi keluar dari Partai Gerindra, yang menyokongnya ketika maju sebagai wakil gubernur pendamping Joko Widodo, yang diusung PDI Perjuangan. Ia juga berjanji, sampai masa jabatannya selesai di DKI Jakarta, tak akan bergabung dengan PDI Perjuangan.
"Saya tidak akan masuk PDIP."

11 November
Basuki dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi, yang terpilih menjadi presiden.

2015

1 Maret
Teman Ahok dibentuk dan mulai bergerak mengumpulkan KTP warga DKI Jakarta. Awalnya, relawan ini dibentuk untuk mendukung Basuki yang tengah berseteru dengan DPRD tentang anggaran.

30 Mei
Targetnya sejuta KTP yang dipakai untuk mengusung Basuki maju lewat jalur independen.
"Terima kasih ada yang dukung. Nanti, setelah satu juta KTP, baru saya bertemu dengan mereka. Saya biarkan mereka bekerja dulu."

13 Juli
Basuki berjanji maju sebagai calon Gubernur Jakarta dari jalur independen.
"Sudah saya putuskan, kalau Teman Ahok bisa mendapat sejuta KTP, saya akan jadi calon independen."

1 Oktober
Basuki mulai ragu maju lewat jalur independen bisa menang dalam pemilihan gubernur 2017.

"Saya enggak yakin menang. Saya justru harus siap-siap kalau kalah seperti apa."

2016

Maret

-Awal
Basuki menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta Heru Budi Hartono sebagai calon wakilnya melalui jalur independen.

-Pertengahan
Partai NasDem dan Hanura menyatakan dukungannya ke Basuki.

-Akhir
Basuki mengaku kerap menjalin komunikasi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Aku sama Bu Mega masih makan bakso, ngobrol-ngobrol enak."

11 April
Basuki berjanji tetap lewat jalur independen.
"Saya tidak mau mengecewakan masyarakat yang telah mendukung. Saya akan menempuh jalur independen dengan segala risiko."

21 Mei
Basuki bertemu dengan Ketua Umum Golkar Setya Novanto, yang menyatakan siap mendukungnya.

28 Mei
Basuki bertemu dengan Megawati Soekarnoputri, yang menyarankannya tetap berpasangan dengan politikus PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat.
"Bu Mega cuma bilang, 'Kalian itu sudah baik berdua,' gitu lho."

30 Mei
Basuki menanggapi isu mundurnya Heru dan menyinggung peluang Djarot sebagai calon wakilnya.
"Mungkin beliau (Heru) mau ngalah buat Pak Djarot kali."

1 Juni
Basuki kembali menyinggung peluangnya berduet dengan Djarot.
"Di mana-mana suami-istri rujukan itu ada peluang."

8 Juni
Basuki mendatangi kediaman Megawati Soekarnoputri untuk menghadiri peringatan wafatnya Taufiq Kiemas, di Teuku Umar, Jakarta. Saat itu, Basuki mengaku "orangnya Mega".
"Dari dulu-dulu, zamannya habis reformasi, aku juga enggak masuk PDIP. Tapi, yang jelas, saya orangnya Bu Mega."

Naskah: Anton Aprianto | Sumber: Wawancara, PDAT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus