Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dua Wanita Ini Tak Pernah Absen di Honda Bikers Day, Alasannya..

Tak hanya pria, banyak biker wanita yang hadir dalam gelaran Honda Bikers Day 2019 di Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, Ambarawa

1 Desember 2019 | 07.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dua wanita asal Palembang tiap tahun menghadiri acara Honda Bikers Day tak pernah absen. TEMPO/Eko Ari Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Tak hanya pria, banyak biker wanita yang hadir dalam gelaran Honda Bikers Day 2019 di Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, Ambarawa, Sabtu 30 November 2019. Bahkan, bikers wanita ini tak pernah absen atau selalu hadir dalam setiap ajang HBD. Mereka adalah Nurhit Wida dari Honda Beat Club Palembang dan Rizki Teko dari Palembang Scoopy Matik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hilda panggilan Nurhit Wida mengaku selalu hadir dalam setiap ajang HBD karena ingin mengenal kota-kota di Indonesia sekaligus bertemu rekan komunitas daerah lain. "Setiap HBD selalu ditunggu karena memiliki sensasi perjalanan berbeda dari satu kota ke kota lain. Saya juga ingin merasakan seberapa jauh bisa bawa motor," ujar Hilda di Ambarawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama perjalanan ke HBD, Hilda tidak sendiri namun bersama paguyuban motor Palembang. Menurutnya, setiap perjalanan turing ada sekitar tujuh hingga delapan motor dengan kapasitas mesin yang berbeda. Dengan pengendara ada yang berboncengan dan sendiri. "Kalau saya selalu sendiri karena agak risih kalau berboncengan apalagi dengan laki-laki," ujarnya.

Sebelum melakukan perjalanan, Hilda selalu minta izin keluarga terutama anaknya agar mendapat doa dan keselamatan selama perjalanan. Selain itu, ia juga meminta izin atau pemberitahuan ke main dealer maupun komunitas di luar daerah. "Agar ada komunitas yang memantau selama perjalanan kalau ada masalah. Tapi selama ini tak pernah ada masalah," ucapnya.

Meski sebagai wanita, Hilda mengatakan menyukai perjalanan turing. Rasa lelah selama perjalanan seolah lenyap ketika istirahat maupun ketemu rekan komunitas daerah lain. "Namanya kangen rasa capek hilang," ucapnya yang diiyakan Rizki.

Selama perjalanan, Hilda mengaku tak pernah memaksakan anggota lain dan saling memiliki kepedulian. Ia mencontohkan kalau ada rekan yang sudah kelelahan maka perjalanan wajib istiharat begitu pun jika ada yang mengalami masalah di jalan. "Kami pun selalu rutin jika telah lewat pukul 22.00 maka wajib istirahat dan menginap," katanya.

HBD selalu memberi kesan kepada Hilda, namun ada 3 HBD spesial baginya yaitu HBD pertama di Kiara Payung Pangandaran, HBD di Pantai Pandawa Bali dan HBD di Pangandaran tahun lalu. "Paling terkesan adalah di Pandawa karena pertama kali saya menyeberangi laut ke Bali, dan pertama kali pantai Pandawa dibuka," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus