Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Uang Lelah di Balik Anugerah

Kampus mempermulus politikus dan pengusaha menerima gelar doktor kehormatan. Membantu pembuatan naskah pidato.

13 Februari 2021 | 00.00 WIB

Mantan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir (kiri) menyerahkan cenderamata kepada Abdul Muhaimin Iskandar disaksikan Rektor Unair Muhamad Nasih (kanan) disela pengukuhan Gelar Doktor Kehormatan atau Doktor Honoris Causa di Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, Oktober 2017. ANTARA/Moch Asim
Perbesar
Mantan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir (kiri) menyerahkan cenderamata kepada Abdul Muhaimin Iskandar disaksikan Rektor Unair Muhamad Nasih (kanan) disela pengukuhan Gelar Doktor Kehormatan atau Doktor Honoris Causa di Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, Oktober 2017. ANTARA/Moch Asim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dinilai tidak layak mendapatkan gelar doctor honoris causa.

  • Ada tim yang memuluskan Muhaimin mendapatkan gelar doktor kehormatan.

  • Dato Sri Tahir memberikan dana riset Rp 5 miliar kepada Universitas Andalas, Padang.

DISAMPAIKAN dalam forum diskusi terbatas di Ruang Adi Sukadana Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, pada September 2017, presentasi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menuai kritik. Hotman Siahaan, guru besar yang hadir dalam pertemuan itu, mempertanyakan teori yang digunakan Muhaimin dalam pemaparannya. “Saya bilang teori yang dia jelaskan itu salah,” kata Hotman menceritakan ulang peristiwa tersebut, Kamis, 11 Februari lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Hussein Abri

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, lulusan Universitas Pasundan, Bandung, ini banyak meliput isu politik dan keamanan. Reportasenya ke kamp pengungsian dan tahanan ISIS di Irak dan Suriah pada 2019 dimuat sebagai laporan utama majalah Tempo bertajuk Para Pengejar Mimpi ISIS.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus