Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Main Obral Doktor Humoris

Sejumlah kampus mengobral gelar doktor kehormatan kepada para politikus dan pejabat. Seleksi pemberian gelar tersebut dinilai tak transparan. Diduga ada motif politik di balik penganugerahan titel itu. Sejumlah pejabat juga gencar berburu gelar profesor tidak tetap ke kampus-kampus.

13 Februari 2021 | 00.00 WIB

Nurdin Halid (kanan) saat menerima gelar Honoris Clausa dari Rektor UNNES  Fathur Rokhman, di Semarang, Jawa Tengah, 11 Februari 2021. unnes.ac.id
Perbesar
Nurdin Halid (kanan) saat menerima gelar Honoris Clausa dari Rektor UNNES Fathur Rokhman, di Semarang, Jawa Tengah, 11 Februari 2021. unnes.ac.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Pemberian gelar doctor honoris causa untuk Nurdin Halid dipenuhi kejanggalan.

  • Gelar doctor honoris causa untuk Menteri Desa diduga terkait dengan rekomendasi calon Bupati Gunungkidul, Yogyakarta.

  • Mantan Kepala Kepolisian RI, Tito Karnavian, melobi supaya dijadikan profesor tidak tetap.

PULUHAN karangan bunga untuk bekas Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Nurdin Halid, berjejer di teras auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada Kamis, 11 Februari lalu. Siang itu, Nurdin dikukuhkan sebagai doktor kehormatan (doctor honoris causa) di bidang industri olahraga. Di antara buket itu, Airlangga Hartarto tampak mengirimkan dua karangan bunga, atas nama Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua Umum Partai Golongan Karya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai Redaktur Pelaksana Desk Wawancara dan Investigasi. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus