Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ekspor Mobil dari Indonesia Terhambat Standar Emisi Euro 5, Toyota dan Honda Bicara

Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) menyebut Indonesia bakal sulit ekspor mobil ke negara lain karena masalah standar emisi Euro 5.

26 Agustus 2022 | 14.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Toyota Fortuner buatan Indonesia menunggu giliran untuk diekspor ke Australia melalui Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, 2022. (Toyota)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pabrikan besar mobil di Indonesia, Toyota dan Honda, menanggapi pernyataan Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) yang menyebutkan Indonesia berpotensi kesulitan ekspor mobil karena masalah standar emisi Euro 5.

Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan Honda Brio yang diekspor ke Vietnam dihentikan pengirimannya karena spesifikasinya tidak sesuai. Vietnam telah memberlakukan standar emisi Euro 5 sementara Brio belum memenuhi standar itu.

"Perlu development baru bila merubah spesifikasinya," kata Billy saat dihubungi Tempo hari ini, Jumat, 26 Agustus 2022.

Menurut Billy memang standar emisi Euro 5 perlu mendapatkan perhatian khusus untuk menyesuaikan spesifikasi ekspor mobil. Dia juga percaya Pemerintah Indonesia sebenarnya ingin menuju ke standar emisi yang lebih ramah lingkungan tersebut.

"Euro 5 bertujuan menghasilkan gas buang yang lebih baik. Saya rasa regulasi pemerintah sekarang sudah mengarah kepada kendaraan yang ramah lingkungan. Sistem perpajakan yang berlaku sekarang juga sudah merefleksikan gas buang kendaraan yang dihasilkan," ucapnya.

Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menilai standar emisi Euro 5 harus menjadi perhatian khusus agar tidak menghambat ekspor kendaraan.

"Jangan sampai masalah emisi ini jadi technical barriers negara lain terhadap ekspor dari Indonesia," ucap Bob kepada Tempo hari ini.

Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) menyebut Indonesia bakal sulit ekspor kendaraan karena masalah standar emisi Euro 5. Saat ini Indonesia masih berkutat pada penerapan standar emisi Euro 4.

KPBB menyarankan industri otomotif nasional perlu lompatan baru ke standar emisi yang lebih tinggi agar bisa bersaing dengan negara-negara yang sudah mengadopsi standar Euro 5 dan Euro 6.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Harus ada upaya serius dari Menteri ESDM untuk menyediakan bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan teknologi kendaraan Euro 4 saat ini. Tapi untuk ekspor, siapkan bahan bakar standar Euro 6," ucap Executive Director KPBB Ahmad Safrudin.

Baca: UD Trucks Terapkan Standar Emisi Euro 5

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus