ANDA boleh terkejut, bila tahu bahwa kita, ternyata, "sudah bisa" mengekspor sepeda motor. Memang, ada komoditi ekspor baru dari Bali: sepeda motor tua. Tahun lalu tercatat lima sepeda motor Harley Davidson berumur 30 tahunan dilego ke Australia. Nilainya: U$ 3.200 lebih atau sekitar Rp 3,5 juta. "Itu namanya rezeki," ujar Sersan Mayor Rasyid, anggota Polda Nusa Tenggara kepada TEMPO. Pak polisi itu salah satu pemiliknya. Sepeda motornya yang lain, merk Norton, kini sudah ada yang menawar Rp 1 juta. "Belum saya lepas. Sayang," kata ayah delapan anak itu. Rasyid, sejak usia belasan, sudah gemar mengotak-atik mesin. Hobinya berkembang, dan sering melakukan jual beli di dalam negeri. Ada kalanya ia membeli sepeda motor tua - yang betul-betul bobrok - seharga Rp 50 ribu. Malah pernah seseorang memberikan begitu saja motor tuanya. Setelah dikotak-katik, di-"tambal" di sana-sini, barang rongsokan itu bisa menjadi benda berharga. Ongkos yang dikeluarkan tidak banyak. Hanya, "Mencari onderdilnya susah setengah mati." Ada kalanya setahun mencari baru ketemu. Soalnya, suku cadang sepeda motor baru buatan Jepang umumnya tak ada yang cocok. Malah onderdil mobil merk VW, misalnya, terkadang bisa pas. Rasyid tahu bahwa - seperti dikatakannya - orang di luar negeri banyak yang mengincar sepeda motor tua, yang sudah menjadi semacam barang amtik bukan hanya orang Australia: juga orang Eropa. Malah harganya di sana bisa tidak hanya Rp 1 juta - Rp 2 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini