Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan tentang peristiwa banjir Jakarta hari ini. Alasannya, pemberitaan mengenai banjir Jakarta selama ini lebih banyak menimbulkan sensasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anies, sensasi karena data yang kerap tak lengkap. Dia meminta kepada wartawan yang bertanya dan menulis soal banjir Jakarta agar menyiapkan juga data jumlah RT yang terendam dan lamanya banjir.
Sejumlah kendaraan melewati genangan banjir di jalan Mangga Dua Raya, Jakarta, Selasa, 5 Maret 2019. Curah hujan yang tinggi membuat sejumlah jalan di ibukota tergenang banjir. TEMPO/Faisal Akbar
"Saya berharap teman-teman menulis jumlah RT-nya berapa, durasinya berapa lama, karena sensasinya enggak sebanding dengan kondisinya," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Maret 2019.
Hujan pada Selasa pagi menyebabkan sejumlah wilayah terendam hingga siang dan bahkan sore. Sebagian diperparah oleh debit kiriman dari hulu dan kondisi sungai yang belum dikeruk.
Kawasan yang terendam banjir di antaranya adalah Jalan di depan Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat. Berdasarkan laporan twitter TMC Polda Metro Jaya, air menggenangi kawasan tersebut sejak pagi dan masih bertahan sampai sore.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau banjir di kawasan Cipinang Melayu, Ahad malam 11 November 2018. instagram.com
Selain di kawasan Mangga Dua Raya, berdasarkan laporan TMC Polda Metro itu, banjir juga merendam kawasan Jalan Karang Bolong belakang Hotel Aston, Jakarta Utara; Jalan Karang Bolong Ancol Barat, Pademangan, Jakarta Utara; dan Jalan Pasir Putih Ancol, Jakarta Utara.
Selain di Jakarta Pusat dan Utara, sejumlah wilayah di Jakarta Barat juga terendam banjir. Di antaranya adalah kawasan cekungan sekitar Perumahan Green Garden, Kedoya Utara. Kemacetan lalu lintas mengular sejak pagi hingga sore akibatnya. "Banjir seperti ini terjadi terakhir 2014 lalu," kata Tata (35 tahun), warga setempat.