Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAAT Prajna Murdaya berbicara, kilasan potongan koran yang menjelaskan latar belakang dirinya muncul di layar. “Murdaya Poo: Kaya dari Jual Koran sampai Bangun Pondok Indah”, lalu “Siti Hartati Murdaya: 5 Perempuan Terkaya di Indonesia”. Prajna adalah anak lelaki tertua dari pasangan konglomerat pemilik grup Central Cipta Murdaya itu. Grup ini mengelola usaha real estate, manufaktur, teknologi informasi, hingga agrobisnis. Privilese menyertai Prajna sejak lahir walau dia baru menyadari itu pada usia 20 tahun. “Jika orang tua saya ingin membeli rumah, mereka langsung tanda tangan cek dan membelinya. Jika ingin mobil, mereka bayar dengan uang tunai,” ujar Prajna dalam salah satu segmen film dokumenter Diam & Dengarkan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo