Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HAMDAN Zoelva cepat-cepat kembali ke kantornya di Mahkamah Konstitusi pada Rabu malam pekan lalu. Begitu juga semua koleganya sebagai hakim konstitusi. Beberapa saat sebelumnya, kabar itu datang bagai badai: Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi di rumahnya dengan tuduhan menerima suap.
Hamdan, yang baru sebulan terpilih menjadi wakil ketua, pun tampil mengisi peran Akil, termasuk memenuhi permintaan wawancara yang sebenarnya diajukan kepada Akil. Wawancara konfirmasi Tempo dengan Akil atas sejumlah temuan dugaan suap dan calo yang melibatkan namanya dijadwalkan Kamis pekan lalu. Ternyata penyidik komisi antikorupsi lebih dulu menangkapnya.
Hamdan ingat telah membicarakan soal calo itu dengan Akil tiga pekan lalu. "Pak Akil bilang, 'Saya berada di jabatan paling tinggi ini dari orang kecil. Menerima suap, gila apa?'" kata mantan politikus Partai Bulan Bintang ini ketika menerima Rusman Paraqbueq, Tri Artining Putri, dan Reza Aditya Ramadhan dari Tempo, Jumat pekan lalu.
Apa benar ada calo perkara sengketa hasil pemilihan kepala daerah?
Informasi itu cukup banyak.
Ada yang mengatasnamakan Akil Mochtar menghubungi pihak beperkara?
Ya, kami menerima laporan itu.
Benarkah Muhtar Efendy?
Saya juga sudah mendapat laporan detail tentang Muhtar Efendy, termasuk kartu tanda penduduknya. Dia terkait dengan sengketa di Banyuasin, Kota Palembang, dan Empat Lawang. Sudah saya sampaikan soal ini ke Pak Akil, kurang-lebih dua pekan lalu. Saya tanya, apakah Pak Akil mengizinkan saya menyelidiki soal ini. Dia menjawab, "Silakan. Kalau memang ada datanya, kita lapor, kita jebak."
Apa tindak lanjutnya?
Kami bahas dalam rapat pleno dan akan dilakukan penyelidikan. Saya sudah diizinkan Pak Akil untuk menyelidiki ini.
Bagaimana Muhtar bisa membawa surat Mahkamah Konstitusi?
Iya, betul. Wallahualam.
Muhtar bisa mengancam orang yang sedang beperkara?
Infonya, ada tiga ancamannya. Pertama, Anda akan kalah. Kedua, kalau menang, tidak akan dilantik. Ketiga, kalau tetap dilantik, akan ditunda. Karena menang, pelantikan akan ditunda. Nyatanya benar ditunda. Saya juga enggak tahu, kok, bisa sama persis.
Di dalam surat Mahkamah itu disebutkan ada persoalan hukum lain. Apa maksudnya?
Jadi begini, memang surat itu atas perintah ketua panel, Pak Akil. Ketua panel memerintahkan mengirim surat karena sampai acara pembuktian terakhir, termohon belum memasukkan beberapa bukti, sehingga minta ditunda sampai bukti-bukti datang. Sebab, saat pemberkasan, ada pertanggungjawabannya. Jadi, arsip harus lengkap.
Apa benar Ketua DPRD Banyuasin datang meminta penjelasan?
Iya. Makanya ada rapat pleno hakim yang dihadiri sembilan orang yang meminta penjelasan dari panel. Menurut ketua panel, kasusnya begitu.
Sudah ada hasil investigasi Anda?
Belum ada. Saya sudah menyebar informasi ke teman-teman, Muhtar ada di mana, tolong kasih tahu saya.
Apa ada calo perkara selain Muhtar Efendy?
Tidak ada nama, tapi informasi yang masuk ke Mahkamah Konstitusi banyak.
Secara etika, apa boleh hakim konstitusi bertemu dengan pihak beperkara?
Hakim tidak boleh bertemu dengan yang beperkara. Itu pelanggaran etika. Kecuali kalau ketemu di pesta. Kan, sulit dihindari. Kalau ada orang minta ketemu, saya tidak mau. Kami sesama hakim juga dilarang saling lobi.
Apa sikap Mahkamah dalam kasus Akil?
Kita serahkan kepada Majelis Kehormatan Hakim. Sudah kami bentuk. Mulai hari ini mereka melakukan rapat.
Apakah kasus Akil melibatkan hakim lain?
Saya juga tidak tahu. Kami serahkan saja kepada KPK.
Sebenarnya berapa besar gaji hakim konstitusi?
Kisaran Rp 50-100 juta. Itu lebih dari cukup untuk hidup mewah. Untuk istri lima juga cukup, kok, tergantung produktivitas, he-he-he….
Berapa insentif yang diterima dalam setiap perkara?
Saya tidak tahu. Silakan ditanyakan ke Sekjen MK. (Menurut informasi, hakim menerima honor Rp 4,5 juta per perkara yang diputus.)
Seberapa banyak sidang sengketa hasil pemilihan?
Pada 2010-2013, intensitas sengketa hasil pemilihan sangat tinggi. Dalam sehari, kami bisa menyidangkan empat perkara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo