KALAU Nurami, 17, hanya mengigau biasa, kedua orangtuanya mungkin tidak akan bcgitu kaget. Tapi, yang diigaukan gadis manis yang sedang mekar itu kedengaran aneh. "Pak, terima ya lamaran kambing Pak Daliyo. Kenapa, sih, Bapak tidak mau bermenantukan kambing? 'Kan ia gagah, dan punya jenggot." Begitu igauan Nur setiap malam. Sang ayah, Sutarjono, 47, yang tinggal di Desa Ciloning - 45 km barat Cilacap mencium ada yang tidak bcres. Daliyo, tetangganya, memang mempunyai empat ekor kambing. Tapi, mana ada kambing jadi menantu manusia? Bergegas ia pergi ke dukun. Sekembali dari sana, 9 September lalu, ia menghunus golok dan menuju rumah Daliyo. Karena baik tuan rumah maupun anaknya, Asmadi, 25, tak ada, ia lalu pergi ke tanah lapang. Empat ekor kambing Daliyo, yang sedang digembalakan, kontan ia tebas. Mati semua. Kambing menjadi korban karena ternyata Asmadi yang punya ulah. Perjaka itu telah mengguna-gunai Nur karena hasrat cintanya ditolak. "Saya terhina. Masa ia bilang saya kayak kambing? Kalau tidak cinta, ya tak apa. Tapi jangan menghina," katanya kepada Slamet Subagyo dari TEMPO. Kernet itu agaknya sangat cinta kepada Nur. Sayang, ia hanya bertepuk sebelah tangan. Nur, yang kini sudah pulih, mcngaku badannya panas saat kena guna-guna. Setiap saat, katanya, "Seekor kambing seperti muncul di muka saya." Ia membantah seolah pernah menghina Asmadi. Sekali waktu, katanya, ia diajak nonton orkes dangdut oleh teman Asmadi - dan ditolak. Waktu itu si teman berkata, "Kalau kamu mau diajak, nanti saya kasih Asmadi." Nur menjawab, "Nggak mau, ah. Kalau kambingnya, saya mau. Mungkin kata-kata itulah yang "ditangkap" oleh dukun, sehingga Nur mengigau minta dikawinkan dengan kambing. Padahal, maksud Asmadi, mestinya gadis berkulit kuning itu mcnyebut-nyebut namanya dalam tidur. Karena kejadian itu, Nur makin tak scnang kepada Asmadi. Syukur ayahnya bisa menetralisasikan keadaan. Daliyo tidak membalas dendam atas kematian kambingnya karena diberi ganti rugi Rp 100 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini