ORANG Indonesia yang suka tersenyum itu memang pandai membuat banyolan. Tapi sekali ini lelucon beberapa buruh pabrik tripleks di Gresik, Ja-Tim, itu memang sudah agak keterlaluan. Malahan nyaris membawa maut. Cerita yang sampai sekarang masih berbekas di tubuh Sukadi 30, buruh pabrik itu, berawal pada akhir Mei lalu. Seperti biasanya, sore itu para buruh pabrik tadi membersihkan tubuh mereka dari lengketan serbuk gergaji. Tidak dengan langsung mandi, "Karena akan terasa gatal di tubuh," seperti diungkapkan Sukadi kemudian. Caranya adalah dengan menyemprotkan angin dari tabung kompresor ke tubuh masing-masing. Ujung slang kompresor, yang biasa digunakan membersihkan mesin pemotong kayu gelodongan itu, sanggup mengeluarkan angin kencang karena digerakkan mesin diesel bertenaga 5.000 watt. Sekali itu Suharto, salah seorang anak buah Sukadi, memberikan slang yang berbentuk pestol itu kepada atasannya. Angin kompresor pun menyembur ke bagian-bagian tubuh Sukadi . Sampai akhirnya angin menyapu bagian selangkangan Sukadi. Celana pendek dari kain parasut itu pun berkibar-kibar, turut menggerak-gerakkan kemaluannya. Pemandangan ini rupanya menggelitik rasa humor Suharto. Ketika Sukadi menunduk untuk menyemprot sekitar lubang duburnya, tiba-tiba Suharto merebut slang itu. Dalam sekejap ujung slang itu sudah ditancapkan Suharto ke lubang dubur Sukadi. Hanya dalam waktu sekitar tiga detik, angin badai memenuhi tubuh Sukadi. Dan ketika itu pula sang angin menjebol selaput perut, lalu tembus ke rongga dada. "Serasa badai mengamuk dalam tubuh saya," cerita Sukadi kemudian. Akibatnya, dada buruh itu pun membusung bagaikan dada Popeye si bintang film kartun. Ia melonjak kesakitan, meraung-raung minta tolong. Untung, slang kompresor segera tercabut karena Suharto tak bisa mengendalikan ketawanya. "Lucu, lucu sekali . . . ," teriak Suharto kegirangan yang disambut buruh-buruh lainnya dengan ketawa berderai. Adegan yang dianggap lucu itu berakhir ketika Sukadi jatuh pingsan. Ia segera dilarikan teman-temannya ke RSU dr. Sutomo, Surabaya, Bagian Gawat Darurat. Angin dalam tubuhnya disedot lewat mulut, hidung, dan dubur. Perut mengempis. Tapi dada tetap membusung karena ususnya sudah pecah. Akhirnya, bagian atas perutnya dibedah sepanjang 25 cm. Angin kabur. Tapi akibatnya cukup parah: paru-parunya luka, beberapa bagian usus kecil rusak, dan duburnya tak berfungsi lagi - sehingga untuk membuang kotoran harus melalui lubang baru yang dibuat di bagian perutnya. Sukadi, buruh pabrik bergaji Rp 60.000 sebulan itu, pekan lalu mengaku telah menghabiskan sebagian besar kekayaan orangtuanya untuk biaya pengobatan di RS. "Pabrik tak akan memberi biaya, sebab bukan kecelakaan kerja - hanya lelucon kawan-kawan," ujar ayah dua anak itu. Ia tak akan menuntut Suharto. "Lha wong bercanda kok dituntut," katanya. Menurut catatan RSU dr. Sutomo, sejak awal 1984 sudah tercatat 10 orang korban angin kompresor itu yang dirawat. Tiga di antaranya cukup parah, termasuk Sukadi. Maret lalu seorang tukang tambal ban jatuh tersungkur karena angin dari kompresor membuncitkan perutnya lewat lubang dubur. Ini gara-gara seorang temannya iseng memasukkan slang ke liang pelepasannya. "Soalnya, celananya yang robek di bagian pantat itu menggoda temannya untuk berbuat iseng," tutur seorang perawat RSU dr. Sutomo yang turut menangani penderita itu. Sang korban sembuh setelah angin itu disedot keluar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini