Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Garangnya pbb tangerang

Walikota tangerang djakaria machmud menyuruh para kepala desa yang belum melunasi pbb mendengarkan pengarahan pbb setelah apel pagi di balai kota. kepala desa yang absen, esok harinya apel pk 5.

16 Januari 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAIN garangnya PBB di Irak, lain pula urusan PBB di Tangerang. Harap maklum, PBB (pajak bumi dan bangunan) di Tangerang, Jawa Barat, ini untuk tahun 1992 ditargetkan Rp 1,2 milyar. Namun sampai menjelang tutup tahun masih ada desa yang belum setor ke kas kota. Jadi, dalam pertemuan mendekati akhir tahun, kepada 6 camat, 20 lurah, dan 37 kepala desa, Walikota Djakaria Machmud mengingatkan agar segera melunasinya. Peringatan itu terutama ditujukan kepada 20 kepala desa yang sama sekali belum menyetor PBB. Djakaria, 46 tahun, yang hampir tiga tahun menjadi walikota, dan selepas salat subuh rutin memeriksa wilayahnya sambil lari pagi, menilai para camat, kades, dan lurahnya terlalu santai. Pak Wali lalu wanti-wanti. ''Kalau misalnya saudara nggak bisa setor 100% dari target, saya nggak dukung saudara jadi camat atau kepala desa lagi. Lebih baik diganti saja,'' katanya, seperti dituturkan Mohamad Mirza, juru bicara Kota Administratif Ta- ngerang, kepada Indrawan dari TEMPO. Rupanya ada yang ingin dikejar Djakaria: kota administratif ini akan genap 10 tahun, Februari nanti, dan kini bersiap meningkatkan statusnya menjadi kota madya. Salah satu tolok ukurnya adalah keberhasilan bidang perekonomian, khususnya pemasukan dari sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang unsur utamanya, ya, PBB. Selain itu, sebagai peringkat ketiga kota terbersih, terindah dan teraman se-Jawa Barat, Tangerang diminta pihak provinsi mengejar Adipura. Singkat cerita, pada pertemuan lanjutan, separuh dari desa yang menunggak itu melunasi PBB-nya. Wali kota lalu mentraktir kepala desa dan juga camatnya makan-makan di sebuah taman rekreasi menarik di tepi Kali Cisadane. Selain itu Pak Wali juga memberi tanda penghargaan. Yang belum, 11 desa di tiga kecamatan. Akibatnya, Camat Jati- uwung dengan enam kepala desanya, Camat Benda dengan dua kepala desanya, ya, disetrap. Caranya, mereka harus mendengar pengarahan ihwal PBB, pukul 7.30-9.30, usai apel pagi di halaman parkir balai kota awal Januari ini. Boleh dibilang mereka digarang alias dijemur, dan jadi tontonan sejawatnya. Sedangkan tiga kades yang absen diminta walikota untuk apel pukul 5 pagi esoknya. Tentu saja mereka hadir. ''Kalau nggak datang, besoknya lagi harus apel lebih pagi, pukul 4 subuh. Kalau nggak datang juga, besoknya lagi apel pukul 3,'' kata Djakaria, seperti disampaikan juru bicaranya yang tadi. Wah!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus