Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yuni Shara menjadi ibu tunggal selama 12 tahun bagi kedua anaknya yang telah beranjak remaja. Keduanya merupakan hasil pernikahannya dengan Henry Siahaan pada 2002. Yuni dan Henry bercerai pada 2008.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yuni tak pernah mau memilih jadi single mom, tapi itu harus dia jalani. Menurut dia, tak ada perempuan yang mau memilih berada di posisi tersebut.
"Aku termasuk keras kepala dengan kondisi hidup sendiri dan mengambil keputusan juga sendiri. Jadi berpengaruh juga ke aku jadi lebih mandiri," Yuni dalam acara Sophie Navitalks di kanal YouTube, Selasa, 2 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati demikian, Yuni Shara dengan mantan suami hingga saat ini masih menjalin kerja sama dengan baik membesarkan anak atau co-parenting. Sedari awal perpisahan, mereka sudah sepakat bagaimana bentuk pengasuhan yang terbaik untuk anak-anak.
"Saya punya kerja sama yang baik dengan bapaknya anak-anak, jadi sejak awal kami tidak ada perpisahan yang ramai tapi dengan baik-baik. Hak asuh ada di saya dan akhir pekan sama bapaknya," ucap perempuan kelahiran 3 Juni 1973 ini.
Menurut perempuan asal Malang ini, anak-anak belajar disiplin dari ayahnya, sedangkan dari bundanya belajar tentang hidup. "Contoh, ketika anak-anak tanya soal seks, kalau ke bapaknya kan jawabnya sambil bercanda lalu jadinya tanya ke aku. Akhirnya mereka jadi tahu butuhnya ke siapa kalau ada masalah tertentu," kata Yuni.
Banyak orang tua yang menjalani co-parenting seperti Yuni Shara dan Henry Siahaan. Melansir dari laman Our Family Wizard, menjaga komitmen di antara orang tua yang telah berpisah membutuhkan perhatian khusus.
Gejolak emosi perceraian dapat membuat anak-anak rentan. Jika konflik adalah aspek utama dari komunikasi pengasuhan bersama, kehidupan anak-anak dapat lebih tidak stabil.
Meskipun perpisahan akan mengubah keluarga, orang tua tetap dapat menjadi sumber stabilitas dan kenyamanan bagi anak-anak mereka selama mereka berkomitmen untuk bersikap positif dalam mengasuh bersama mereka.
Pada dasarnya, co-parenting menempatkan kebutuhan dan kesejahteraan anak-anak Anda di atas segalanya. Bekerja sama secara jujur dan terbuka dengan mantan pasangan untuk memenuhi kebutuhan itu dan membesarkan anak-anak yang bahagia dan sehat.
Proses tersebut membutuhkan kerja sama dan fleksibilitas dari semua pihak yang terlibat. Co-parenting memiliki tujuan untuk membesarkan anak-anak yang dapat melihat ke belakang dengan kesukaan dan penghargaan atas upaya yang dikeluarkan orang tua mereka demi masa depan anak-anak.