Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nadiem Makarim, Motor Revolusi Transportasi
Inovatif dan revolusioner. Dua kata itu paling tepat disematkan pada Nadiem Makarim. Pada usianya yang menginjak 31 tahun, jebolan Harvard University, Amerika Serikat, ini menjadi penggerak revolusi industri transportasi di Indonesia.
Berawal dari frustrasi lantaran terjebak macet saban hari, Nadiem meluncurkan aplikasi Go-Jek pada awal tahun. Kini, Go-Jek bukan lagi sekadar antar-jemput penumpang. Aplikasi ini berkembang hingga menyediakan delapan layanan: Go-Send, Go-Food, Go-Mart, Go-Busway, Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, dan Go-Massage.
Nadiem konsisten berinovasi sambil menularkan virus kedisiplinan dan kejujuran dalam bisnis startup. Dia membuat aturan ketat dengan ancaman kartu kuning dan pemecatan bagi pengemudi nakal agar kepercayaan pelanggan terjaga. Walhasil, Go-Jek, yang mulanya sekadar call center dan beranggotakan 20 pengemudi, kini sudah diunduh lebih dari 6 juta kali dan beranggotakan sekitar 200 ribu pengemudi di sembilan kota di Indonesia.
Terobosan Nadiem ini mengubah gaya bertransportasi banyak kalangan di kota-kota besar. Banyak yang mulai meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan Go-Jek sebagai bagian jaringan transportasi harian.
Joey Alexander Masuk Nominasi Grammy Awards
Joey Alexander, 12 tahun, mencetak sensasi dunia musik Tanah Air pada pengujung tahun. Pianis cilik ini menjadi orang Indonesia pertama yang masuk nominasi Grammy Awards 2016. Joey diunggulkan untuk dua kategori, yakni Best Jazz Instrumental Album dan Best Improvised Jazz Solo.
Joey Alexander belajar musik jazz secara otodidak sejak usia 6 tahun. Dia meraih penghargaan Grand Prix dalam kompetisi musik jazz Master-Jam Fest di Odessa, Ukraina. Penampilannya dalam perhelatan jazz Lincoln Center Gala pada 2014 membuat namanya kian mengkilap. Joey merilis album perdana berjudul My Favorite Things dengan komposisi andalan Giant Steps karya John Coltrane. Pemenang Grammy Awards akan diumumkan pada Februari 2016.
Sebastian Gunawan Terbaik di Adibusana
Sebastian Gunawan dinobatkan sebagai desainer terbaik Indonesia versi Asian Couture Federation (ACF), November lalu. ACF merupakan asosiasi desainer adibusana Asia yang aktif bekerja sama dengan Chambre Syndicale de la Couture Parisienne asal Prancis, badan resmi regulator rumah mode haute couture. Desainer 48 tahun ini dianggap konsisten berkarya lewat empat lininya, yaitu Votum, Sebastian Red, Sebastian Sposa, dan Sebastian Gunawan, sejak 1993. Tahun depan, ACF juga memberikan kesempatan kepada Seba—begitu dia biasa dipanggil—untuk tampil di Pekan Adibusana Paris dalam kalender resmi pekan mode itu.
Februari
April
Mei
Juli
Agustus
Oktober
November
Desember
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo