Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Hak hidup buat bendi

Payakumbuh masih mempertahankan alat angkutan bendi. para pemilik bendi mulai terdesak oleh angkutan motor. payakumbuh sebagai pusat peternakan kuda, mempunyai harapan bagi para kusir bendi. (kt)

3 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KENDARAAN tua bernama bendi itu masih saja bertahan di kota Payakumbuh. Walaupun berbagai jenis angkutan umum bermotor sudah merajalela di seantero kota. "Pendapatan kita memang menurun setelah bemo dan Mini Ekspres itu" kata Agus, seorang kusir bendi di kota itu. Jenis kendaraan terakhir itu adslah pik-ap Honda yang beberapa waktu lalu pernah begitu ramai tapi belakangan mulai agak menyepi. Tapi dibanding kota-kota di Sull1atera Barat lainnya, para kusir bendi di Payakumbuh masih bernafas lega. Artinya masih banyak jalan yang bebas dilewatinya - tak seperti misalnya di kota Padang dan Bukittinggi yang ruang gerak mereka terus dipersempit. Bahkan kota Padang sedang bersiapsiap melakukan penggusuran bendi secara total, menyusul persiapan operasi jenis.kendaraan helicak. Kebijaksanaan Balaikota Payakumbuh dalam hal jenis kendaraan apa yang akan dibutuhkan nanti di kota ini memang belum jelas. "Soal angkutan lebih banyak ditangani DLLAJR dan Polantas" tutur seorang anggota pengurus Organda kota itu. Keadaan ini rupanya menguntungkan para kusir bendi. Sementara para pengusaha angkutan bermotor juga tidak merasa disaingi kendaraan tradisionil berkuda itu. Setidak-tidaknya untuk sementara, yaitu sebelum balaikota menetapkan jenis angkutan kota secara pasti. Namun semenjak berbagai jenis mobil umum beroperasi, para pengemudi bendi memang mengakui pendapatan mereka umumnya mulai terdesak. Rata rata mereka dulu mampu mengantongi Rp 500 setiap hari. Akhir-akhir ini hanya sekitar separonya. "Beli rumput dan dedak saja sudah habis" tutur kusir Agus lagi. Tapi para sais itu umumnya sepakat bahwa nasib mereka masih lebih lumayan dibanding rekan-rekan mereka di kota-kota lain. "Malahan kami berterima kasih masih diberi kesempatan bertal1an ' kata seorang kusir. Rasa terima kasih itu memang ada kaitannya dengan kenyataan bahwa daerah sekitar Payakumbuh selama ini dikenal sebagai pusat peternakan kuda penduduk di kawasan Sumatera Barat. Bahkan ada ITT (Induk Taman Ternak) di Padang Mengatas itu juga karena wilayah ini diakui sebagai cikal bakal peternakan hewan jenis ini oleh penduduk. Dengan masih adanya hak hidup bagi bendi di kota Payakumbuh, tentu diharapkan tradisi beternak kuda itu masih dapat dipertahankan. Apalagi jenis kuda pacu juga banyak lahir di daerah ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus