SUAMI istri baku hantam, kakak ipar masuk pengadilan. Inilah kisah rumah tangga Anwar, 35 tahun. Warga Jalan Lematang, Dempo Luar di Palembang, Sumatera Selatan, ini hampir tiap hari bertikai dengan istrinya, Theresia, 29 tahun. Demikian pula ketika Haji, 39 tahun, kakak Anwar, bersama ibunya bertamu akhir Agustus lalu, suhu mereka sedang tinggi-tingginya. Melihat suasana bagai di Teluk Persia itu Haji (ini nama yang empunya diri, bukan gelar) menegur Theresia dan mengingatkan bahwa ibu mereka sakit jantung. "Mau mati, matilah," sambut iparnya sengit. Lalu, praang, sebuah gelas melayang ke arah Haji. Gelas terbang itu bisa dielakkannya, tapi dia ikut hanyut dalam keriuhan. Haji lalu main tinju. Akibatnya, Theresia terkapar di rumah sakit Cek Yan selama 37 hari. Bagian kepalanya luka memar. Juga muka, paha, punggung, dan kupingnya berdarah lantaran ditonjok cincin permata. Dapat perlakuan begitu Theresia dan keluarganya mengadu ke polisi. Haji ditahan sejak pertengahan November tahun lalu. Dalam sidang pertengahan Desember barusan, Haji didakwa oleh Jaksa Teuku Asnawi, S.H. menganiaya adik iparnya itu. Sebagai saksi dihadirkan Anwar, yang antara lain mengungkapkan keinginannya menceraikan sang istri. Alasannya, meski mereka sudah seatap seranjang selama 10 tahun dan membuahkan tiga anak, setahun belakangan tak satu hari pun dilewati tanpa cekcok. "Tiap kali ribut, dia selalu minta cerai," katanya dengan berurai air mata. Theresia membenarkan sering ribut di rumah karena sang suami, yang biasa pulang makan siang, belakangan tak pernah lagi. "Kalau ditegur, dia marah," katanya kepada Aina Rumiyati Aziz dari TEMPO. Dan naluri wanitanya mulai mencium ada yang tak beres. Ia curiga ada orang ketiga di antara mereka. Dan tiap kali bertengkar mereka menggunakan bahasa Cina -- bahasa leluhur mereka -- agar pembantu rumah tangga tak paham akan urusannya. Namun, pengakuan Anwar di sidang melebar sampai rahasia kamar tidur. Ia ungkap, misalnya, tiap kali akan melakukan hubungan, Theresia minta Rp 50.000. Meski ganjil, pernah dipenuhinya tiga kali dalam waktu berbeda. Setelah itu ia menyerah. Akhirnya mereka tak pernah lagi berhubungan intim. Mendengar pengakuan dalam isak tangis itu, para pengunjung jadi mendengung. Di luar sidang malah ada celetukan, "lima puluh ribu, ni, ye". Dan, lebih seru, menurut Anwar, istrinya selalu membawa pisau dapur ke kamar dengan maksud memotong anunya. Ini dibantah Theresia. "Malah dia yang suruh saya memotong," ujarnya. "Lalu saksi mau?" tanya hakim. Theresia menggeleng. "Mengapa tidak? Bukankah ia telah menyuruhmu? Potong saja," gurau Pak Hakim, disambut ledakan tawa para pengunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini