Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anak tumbuh dengan baik dan cerdas merupakan impian setiap orang tua. Salah satu cara pengasuhan anak yang sudah banyak dilupakan orang tua adalah mendongeng atau membacakan cerita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara kesibukan ibu, luangkan waktu untuk membacakan cerita atau mendongeng untuk si kecil, karena banyak manfaatnya bagi anak. Bertepatan dengan Hari Dongeng Sedunia pada 20 Maret ini, kenapa tidak dibiasakan lagi mendongeng buat si kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada banyak aplikasi dengan perangkat audionya yang mampu menggantikan orang tua membacakan cerita untuk anak. Namun, teknologi tidak dapat menggantikan jalinan emosional antara anak dan orang tua.
Kedekatan anak dengan orang tua dapat terjalin karena adanya kebersamaan dan ikatan emosional. Interaksi anak dan orang tua akan membangun komunikasi yang erat.
Baca juga:
Mau Mendongeng, Bunda Jangan Egois Ya
Pendongeng Terbaik buat Anak, Ibu
Suka-Duka Cut Mini Selama 7 Tahun Mendongeng
Mendongeng dapat memancing daya pikir dan mengembangkan imajinasi. Dari cerita, anak dapat mengenal karakter, sifat, norma, nilai moral, dan kebiasaan yang terdapat dalam dongeng.
Wawasan anak pun bertambah. Mendongeng juga dapat mengembangkan daya kritis anak, melatih anak untuk berpikir secara rasional dan praktis, baik dalam mengambil sebuah keputusan atau menyelesaikan masalah, serta anak-anak cenderung berpikir kreatif.
Karena sering mendengar dongeng, anak tidak pernah kehabisan akal. Dari jalinan kisah yang didengarnya, mendongeng dapat menumbuhkan rasa empati anak dan mengembangkan rasa sosial anak. Kata demi kata yang didengarnya akan menambah kosakata bagi anak.
Mendongeng juga dapat merangsang minat baca pada anak. Anak terdorong untuk bisa membaca. Melihat banyaknya manfaat aktivitas ini, mendongeng lebih baik dimulai sejak dini. Tidak ada batasan baku kapan waktu yang tepat. Bahkan dapat dilakukan saat anak mulai mengenal makanan pendamping ASI (mpasi). Demikian dilansir Parentherald.