Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Demonstrasi soal pembakaran bendera di Garut yang sedianya oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang se-Jakarta di kantor pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan GP Ansor siang ini batal dilaksanakan.
Aksi massa itu dilakukan sebagai respon pembakaran bendera berkalimat tauhid di Alun-alun Kecamatan Limbangan, Garut, Jawa Barat oleh anggota Banser NU pada Ahad lalu, 21 Oktober 2018.
Baca : Polda Susun Skema Pengamanan Unjuk Rasa Pembakaran Bendera Besok
"Tidak jadi," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono saat dikonfirmasi Tempo, Jumat, 26 Oktober 2018.
Dalam poster seruan aksi yang beredar, 200 kader HMI Jakarta rencananya akan mendatangi kantor pusat PBNU dan GP Ansor. Namun, narahubung yang tercantum dalam poster itu, menuliskan nama Kepala Bidang PTKP HMI Cabang Jakarta Pusat-Utara Imran Katmas, belum merespons telpon Tempo hingga pagi ini.
Menangapi aksi itu, GP Ansor sendiri bakal mengerahkan 2 ribu personel untuk mengamankan. Pengerahan personel itu tercantum dalam surat pemberitahuan GP Ansor DKI Jakarta kepada Direktorat Intelkam Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Surat itu diterima Tempo dari Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor Rifqi Al-mubaroq. Surat bertanggal 25 Oktober 2018 tersebut ditandatangani oleh Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor DKI Jakarta Abdul Azis.
"Dengan ini kami memberitahukan akan menyiagakan dan memonitoring sebanyak 2.000 anggota Ansor-Banser di sekitar Gedung PBNU dan kantor PP GP Ansor," kata Abdil Azis dalam surat tersebut, 25 Oktober 2018.
Simak juga :
Polisi Tangkap 4 Begal Pengeroyok Tentara di Bekasi, Sisanya...
Ketua Bidang Kajian Strategis dan Komandan Densus 99 GP Ansor Nuruzzaman mengatakan yang seharusnya dibahas adalah pengibar bendera atau pembawa bendera yang disengaja memprovokasi, bukan pembakaran bendera oleh Banser NU. "Di 10 titik kegiatan Hari Santri Nasional, ada upaya provokasi sistematis dan tersetruktur. Harusnya ini yang dicari," kata Nuruzzaman saat dihubungi, Kamis, 25 Oktober 2018.
M YUSUF MANURUNG | MUHAMMAD HENDARTYO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini