Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KETIKA majalah Forbes mulai menghitung miliuner di luar Amerika Serikat pada 1987, hanya 96 taipan yang masuk jajaran teratas dunia. Tapi lihat satu dekade kemudian: jumlahnya membengkak menjadi sekitar 300.
Indonesia tak pernah absen dari daftar itu. Pada 1992, Liem Sioe Liong alias Soedono Salim, dengan kekayaan US$ 2,8 miliar (sekitar Rp 25 triliun dengan kurs saat ini) dari sekitar 500 perusahaan, ditahbiskan sebagai konglomerat bisnis terbesar di Asia. Namun, menjelang dan di awal krisis ekonomi 1997-1998, posisinya tersalip oleh keluarga Presiden Soeharto, Eka Tjipta Widjaja (Sinar Mas Group), dan Wonowidjojo (Gudang Garam).
Dalam Forbes edisi Juli 1997, kekayaan Soeharto ditaksir US$ 16 miliar-seluruh keluarga US$ 46 miliar-yang menempatkannya pada urutan ketiga diktator terkaya dunia. Tumpukan pundi-pundinya berasal dari tiga konglomerasi utama, yaitu Citra Lamtoro Gung, Bimantara, dan Humpuss, dengan kepemilikan saham di lebih dari 1.200 perusahaan dan mengelola sekitar 100 yayasan.
Setahun kemudian, saat krisis ekonomi berkecamuk, Soeharto masih berjaya di urutan ke-74 dari 200 orang terkaya dunia-meski kekayaannya ditaksir tinggal US$ 4 miliar. Begitu pula Eka Tjipta, Wonowidjojo, dan Liem, masing-masing di posisi ke-74, 154, dan 182.
Namun badai krisis telah mengubah peta bisnis Indonesia. Keluarga Soeharto terpuruk dan Liem tak lagi sedigdaya dulu. Menurut survei terakhir Forbes Asia, 18 September 2006, posisi teratas ditempati keluarga Sukanto Tanoto, bos Grup Raja Garuda Mas. Tapi, jika dihitung secara perorangan, data lembaga riset bisnis PT Actual Data Niaga menunjukkan Eka Tjipta-lah yang termakmur.
Sukanto dan Eka Tjipta memang tak bisa menandingi kejayaan para taipan di masa sebelum krisis satu dekade silam. Dalam data Forbes Maret 2006, taipan Indonesia yang masuk daftar orang terkaya dunia pun hanya Rachman Halim (Gudang Garam), yang menempati peringkat ke-410 dari 793 orang kaya dunia, dengan kekayaan US$ 1,9 miliar, dan R. Budi Hartono (Djarum) di posisi ke-428-turun 150 peringkat-dengan kekayaan US$ 1,8 miliar.
Begitulah, sementara pada 1996 terdapat 10 miliuner dari negeri miskin ini yang masuk daftar Forbes, kini tinggal dua. Tapi, perlu dicatat, kekayaan 40 taipan Indonesia senilai total US$ 22 miliar tak berbeda jauh dengan harta 40 konglomerat negeri kaya Singapura, US$ 28 miliar.
Sebelum Krisis (Forbes, 6 Juli 1998)
Taipan | Kekayaan (US$ juta) | |
Juli 1997 | Juli 1998 | |
Soeharto | 16.000 | 4.000 |
Wonowidjojo (Djarum) | 7.300 | 2.100 |
Eka Tjipta Widjaja (Sinar Mas) | 5.400 | 4.000 |
Liem Sioe Liong (Salim) | 4.000 | 1.700 |
Bob Hasan (Nusamba) | 3.000 | - |
Putera Sampoerna (Sampoerna) | 2.300 | - |
Perorangan (Actual Data, Januari 2007)
Taipan | Kelompok Usaha | Kekayaan* |
1. Eka Tjipta Widjaja | Sinar Mas | 1.900 |
2. Putera Sampoerna | Sampoerna | 1.400 |
3. Rachman Halim | Gudang Garam | 1.200 |
4. Trihatma K. Haliman | Agung Podomoro | 850 |
5. Arifin Panigoro | Medco | 800 |
6. Sukanto Tanoto | Raja Garuda Mas | 800 |
7. Murdaya Poo | Berca-CCM | 700 |
8. Mochtar Riady | Lippo | 650 |
9. Soegiharto Sosrodjojo | Sinar Sosro | 650 |
10. Soetjipto Nagaria | Summarecon Agung | 600 |
11. Windiya Rachman | Daya Sakti | 600 |
12. Boenjamin Setiawan | Kalbe Farma | 600 |
13. Hadi Surya | Daya Sakti | 600 |
14. The Ning King | Argo Manunggal | 600 |
15. M. Bambang Hartono | Djarum | 600 |
16. Sofjan Wanandi | Gemala | 550 |
17. R. Budi Hartono | Djarum | 550 |
18. Anthoni Salim | Salim | 500 |
19. Liem Sioe Liong | Salim | 500 |
20. Peter Sondakh | Rajawali | 500 |
Setelah Krisis
Keluarga (Forbes Asia, Oktober 2006)
Taipan | Kelompok Usaha | Kekayaan* |
1. Sukanto Tanoto | Raja Garuda Mas | 2.800 |
2. Putera Sampoerna | Sampoerna | 2.100 |
3. Eka Tjipta Widjaja | Sinar Mas | 2.000 |
4. Rachman Halim | Gudang Garam | 1.800 |
5. R. Budi Hartono | Djarum | 1.400 |
6. Aburizal Bakrie | Bakrie | 1.200 |
7. Eddy William Katuari | Wings | 1.000 |
8. Trihatma K. Haliman | Agung Podomoro | 900 |
9. Arifin Panigoro | Medco | 815 |
10. Liem Sioe Liong | Salim | 800 |
11. Mochtar Riady | Lippo | 570 |
12. Peter Sondakh | Rajawali | 530 |
13. Prajogo Pangestu | Barito | 510 |
14. Martua Sitorus | Karya Prajona Nelayan | 475 |
15. Paulus Tumewu | Ramayana | 440 |
16. Murdaya Poo | Berca-CCM | 430 |
17. Husain Djojonegoro | ABC, Orang Tua | 360 |
18. Chairul Tanjung | Para | 310 |
19. Hadi Surya | Daya Sakti | 305 |
20. Tan Kian | Dua Mutiara (Dumaco) | 300 |
*US$ juta |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo