Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ini Konsep Integrasi Halte Transjakarta CSW dan Stasiun MRT ASEAN

Hingga kini, Halte Transjakarta CSW tak kunjung beroperasi karena pemerintah DKI berencana merombak desain halte.

31 Desember 2019 | 06.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan nama baru untuk Stasiun MRT Sisingamangaraja, yakni Stasiun MRT ASEAN, Rabu, 10 April 2019. TEMPO/Lani Diana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Transportasi Jakarta bakal membangun jembatan penghubung yang dinamakan cakra untuk mengintegrasikan Halte CSW di Koridor 13 dengan Stasiun MRT ASEAN. Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta Yoga Adiwinarto menyatakan desain cakra berbentuk melingkar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sekarang untuk naik ke atas (stasiun MRT), penumpang jalan dulu keluar menggunakan tangga. Nantinya akan langsung terhubung dengan cakra," kata Yoga usai konferensi pers di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin, 30 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hingga kini, Halte CSW tak kunjung beroperasi. Padahal, bus Transjakarta yang beroperasi di jalan layang Ciledug-Tendean sepanjang 9,3 kilometer melewati halte tersebut.

Untuk mencapai ruang tunggu di Halte CSW, penumpang harus menaiki sekitar 117 anak tangga dengan ketinggian 24 meter. Tidak ada fasilitas yang mempermudah akses penumpang seperti eskalator atau lift. Karena itu, pemerintah DKI Jakarta ingin merombak desain halte. Konsepnya, halte terintegrasi dengan moda transportasi lain.

Menurut Yoga, tangga yang membawa penumpang naik ke dalam Halte CSW eksisting bakal diganti dengan eskalator. Penumpang harus naik eskalator dari Halte CSW lalu melintasi cakra agar sampai di dalam Stasiun MRT ASEAN. Ia menyebut penumpang harus menaiki 2,5 kali eskalator untuk tiba di lintasan cakra.

Selanjutnya, BUMD itu bakal membangun satu halte baru yang ditempatkan di area M Bloc Space, Jakarta Selatan. Tujuannya mempermudah penumpang dari Halte CSW yang ingin menyambangi kawasan M Bloc dan sekitarnya dengan mengakses cakra.

Lokasi Stasiun MRT ASEAN nantinya berada persis di tengah-tengah antara Halte CSW eksisting dan halte baru. Cakra, menurut Yoga, dibangun dari halte eksisting dan baru ke arah stasiun MRT.

"Nanti bisa memutar (dari halte eksisting ke halte baru)," ucap Yoga.

Konsep tersebut dibuat oleh pemenang sayembara desain integrasi Halte CSW dengan Stasiun MRT ASEAN. Pemenang sayembara menamakan desain itu Halte Cakra Selaras Wahana (CSW).

Yoga mengatakan di halte baru akan dilengkapi dengan eskalator, tempat perbelanjaan, musala dan toilet. PT Transjakarta tengah melelang kontraktor pembangunan proyek tersebut.

Peletakan batu pertama, kata Yoga, ditargetkan berlangsung pertengahan Januari 2020. "Target selesai enam bulan dari Januari. Operasional halte baru dan cakra paling lama Agustus," ujarnya.

Yoga mengatakan pembangunan akses transportasi terintegrasi itu memakan biaya Rp 55 miliar. Anggaran itu dihabiskan membangun cakra dan halte baru, serta renovasi halte eksisting.

Untuk tahap pertama, PT Transjakarta fokus menggarap setengah cakra yang menghubungkan stasiun MRT dengan halte baru. Tahap kedua adalah penyelesaian setengah cakra dari halte eksisting ke stasiun kereta Ratangga.

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus