Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Inkubator Koloni Penulis

Wartawan Tempo dilatih secara bertahap, dari reporter online sampai menjadi penulis andal di majalah. Tak sedikit yang mengalami jetlag.

7 Maret 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LOBI kantor Polsek Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, menjelang tengah hari, Rabu tiga pekan lalu. Dahi Anton berkerut. Pada hari ketiga penelusurannya, potongan-potongan puzzle masih berantakan. Memandang sekeliling, beberapa wartawan nongkrong, menunggu Kapolres Pandeglang yang akan datang siang itu. Tiba-tiba, aha…, mata Anton tertuju pada sosok pria paruh baya di dekat ruang penyidik. Pria itu bersarung, kemeja koko putih, dengan kopiah hitam di kepala. “Kiai,” ia berujar dalam hati. Spontan ia bergerak mendekat.

Tanya sana-sini, akhirnya Anton tahu: Kiai Munir menjadi salah satu tersangka kasus Cikeusik. Ia dan tiga kiai lain sedang diperiksa polisi, hari itu. Anton mencari posisi di dekat ruang penyidik. Dari balik tembok itulah, ia bisa mendengar semua pembicaraan. Ia buru-buru menguntit ketika Pak Kiai menuju masjid, pas azan zuhur, asar, magrib, atau isya. Setelah itu, beberapa pertemuan tak terduga terjadi, termasuk dengan sumber-sumber di instansi keamanan. Satu per satu bagian puzzle pun tergabung.

Berbekal sekeranjang hasil belanjaan, Anton mulai mengetik laporan. Tergolong mulus, dua paragraf pembuka rampung dalam hitungan menit. Dari berbagai informasi yang sudah dikumpulkannya, Anton berhasil merekonstruksi penyerbuan Cikeusik. Ini berkat flowchart yang diberikan Budi Setyarso, Redaktur Pelaksana Kompartemen Nasional. “Kami bahas bersama bahan yang diperoleh, lalu membuat flowchart,” kata Budi.

Membuat reportase untuk majalah bukan perkara mudah bagi lajang tiga puluh tahun itu. Meski telah bergabung dengan Tempo hampir empat tahun, sehari-hari Anton bertugas di Koran Tempo. Ia juga mengisi berita untuk Tempo Interaktif, situs berita kelompok usaha Tempo. Baru pada 31 Januari lalu Anton digeser ke Proklamasi—markas majalah Tempo. Di majalah, Anton dan sejumlah reporter Tempo kini tengah menjalani pelatihan menulis.

Tak hanya ritme pekerjaan di Tempo Interaktif, Koran Tempo, dan majalah Tempo yang berbeda, penulisan di tiga jenis media itu juga menuntut bahan tulisan yang sangat berbeda. Itu sebabnya, banyak dari mereka yang “jetlag”. Para reporter online dan koran biasa melakukan wawancara doorstop alias tembak langsung. Pola yang sama tak bisa digunakan di majalah, yang harus menggali bahan yang lebih lengkap, lebih dalam.

Wartawan majalah juga mesti melakukan rekonstruksi sebagai bagian penting dari cara penulisan yang biasa disebut news story (jurnalisme bertutur). Penulisan ini memerlukan reportase yang kuat agar si penulis bisa menceritakan kembali peristiwa dan membawa pembaca seolah-olah berada di tempat kejadian. Cerita di balik berita (story behind the news) juga menjadi istilah keramat yang harus dipenuhi wartawan majalah.

Untuk menghindari “jetlag”, sejak 2005 program magang menulis (M1) sudah dimulai di Koran Tempo. Mereka yang lulus dari jenjang reporter mulai diajari melakukan peliputan mendalam (in depth reporting) dan peliputan investigatif. Pada tahap ini, wartawan diberi ruang untuk menulis suatu topik secara mendalam di Koran Tempo dan Tempo Interaktif. Semua kompartemen di Koran Tempo diharuskan menyediakan ruang untuk para calon penulis ini. Dengan model itu, diharapkan mereka tak “jetlag” lagi ketika magang menulis di majalah.

Selain on the job training, para calon penulis ini mendapatkan kelas pelatihan dan kelas evaluasi. Pelatihan di kelas diberikan menjelang naik ke jenjang M1, sedangkan evaluasi dilakukan setiap pekan bersama Redaktur Senior Amarzan Loebis. Setiap pekan, tulisan mereka dipelototi oleh Opung Amarzan. Bisa datang pujian, sebaliknya juga bisa sumpah-serapah. Melalui berbagai metode itu, diyakini akan lahir koloni para penulis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus