Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Invasi Petani

26 September 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kawasan kumuh di bagian utara dan barat Medellin tumbuh di perbukitan tandus yang secara bergelombang diduduki para petani kecil dari kampung-kampung mulai awal 1950-an. Umumnya petani ini lari ke kota karena ketakutan dan menghindari brutalnya perang sipil dan kekerasan oleh milisi-milisi bersenjata yang tumbuh subur.

Akibatnya, populasi kota meledak. Dari sekitar 350 ribu penduduk pada 1951, jumlahnya melonjak hingga menjadi 1,5 juta jiwa pada 1985. Kini angka itu sudah melebihi 2,4 juta atau bahkan di atas 3,2 juta jika dihitung dengan penghuni di kawasan sekitarnya, yang sudah tak lagi bisa dipisahkan sebagai wilayah metropolitan.

Lantaran tak dirancang sebagai hunian, tanah-tanah yang diinvasi para petani ini berkembang tak beraturan dengan infrastruktur tak memadai. Para penghuninya harus menghabiskan waktu sampai dua setengah jam untuk mencapai pusat kota dengan sarana transportasi rumit. Tak ada angkutan umum yang bisa menjangkaunya secara langsung dan menguntungkan jika dioperasikan.

Ketika kartel narkotik dan milisi menguasai kota, kawasan kumuh seperti Santo Domingo menyumbang sebagian besar pelaku di lapis bawah sebagai pengedar obat terlarang dan pasukan liar. Lingkungan terbagi-bagi menjadi wilayah kekuasaan geng-geng kejahatan dan kelompok bersenjata yang kerap saling serang. Jangankan orang asing, polisi pun tak berani memasuki kawasan paling mematikan ini.

Di kawasan seperti inilah perhatian Wali Kota Sergio Fajardo tertuju. Salah satu solusi paling jitu adalah membangun metrocable sebagai sarana angkutan publik yang melintas di atas hunian warga. Melalui perusahaan milik pemerintah kota, Empresas Publicas de Medellin, warga miskin juga dibebaskan dari beban pemasangan sarana air bersih dan listrik. Pemerintah tak lagi memalingkan wajahnya dari mereka. Tanah-tanah yang sudah puluhan tahun mereka duduki diakui dan diberikan secara cuma-cuma.


Kota Musim Semi Abadi

Berada di Lembah Aburra di deretan Pegunungan Andes, Medellin memiliki area 382 kilometer persegi dengan ketinggian 1.500-1600 meter di atas permukaan laut. Karena itu, kendati letaknya persis di lintasan khatulistiwa, udaranya sejuk dengan suhu rata-rata 22 derajat Celsius, dengan variasi 15-30 derajat Celsius.

Suhu seperti ini berlaku sepanjang tahun, sehingga Medellin dikenal sebagai La Ciudad de la Eterna Primavera atau Kota Musim Semi Abadi. Bunga bermekaran setiap waktu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus