Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Escobar dan Hacienda Napoles

Medellin tak bisa dilepaskan dari figur Pablo Escobar. Bekas vilanya yang porak-poranda kini dijadikan pengingat atas kekejamannya.

26 September 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Langit dan tanah Medellin pada Kamis menjelang subuh, 18 Agustus lalu, basah oleh gerimis yang turun sejak malam. Di tengah kegelapan itulah saya bersama Made Subagia, Minister Counselor Kedutaan Besar RI di Bogota, meluncur meninggalkan kota dengan mobil sewaan yang dikemudikan Jorge Humberto. Jalanan berkabut, sehingga kendaraan tak mungkin dipacu lantaran pandangan hanya mampu menembus belasan meter.

Tujuan kami pagi itu adalah Hacienda Napoles, bekas rumah peristirahatan bos kartel narkotik Medellin, Pablo Emilio Escobar Gaviria. Dengan jarak sekitar 180 kilometer melalui jalan berliku di punggung perbukitan dan lembah, perlu waktu 3-4 jam perjalanan menuju ke sana.

Mulanya Jorge sempat ragu-ragu dan mengingatkan kami sebaiknya menunggu hari terang untuk jalan. Sebab, katanya, rute ke lokasi yang berada di Kota Madya Puerto Triunfo itu melalui beberapa wilayah, seperti Rio Samana, yang dikenal sebagai salah satu basis kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).

Tapi, setelah bertanya kanan-kiri tentang faktor keamanan ini, akhirnya kami memutuskan berangkat sangat awal, dengan harapan bisa kembali ke Medellin sebelum petang. Perjalanan cukup lancar, walaupun kerap kali mobil harus melambat saat melewati pos-pos jaga militer, terutama di tempat-tempat strategis, seperti jembatan besar.

Setelah menepi sebentar untuk mampir sarapan di restoran Campo Verde, lewat pukul 8 pagi kami sampai di gerbang tempat tetirah orang yang pernah amat ditakuti di Kolombia itu. Gapura putih dengan tulisan biru tersebut tampak mencolok dengan sebuah pesawat ringan jenis Piper yang sengaja dipajang di atasnya. Inilah pesawat pertama Escobar, yang pernah dipakai sebagai pengangkut berkilo-kilo kokain pengiriman perdana ke Amerika Serikat.

Berdiri di lahan seluas 20 kilometer persegi, Hacienda Napoles atau Naples Estates adalah salah satu simbol kekuasaan raja narkotik yang terkenal dengan aksi-aksi terornya itu. Tak cuma rumah besar dengan kolam renang, dia melengkapi kediamannya dengan lapangan terbang pribadi untuk pesawat-pesawat kecil dan arena matador.

Pada 1980, ia bahkan membangun kebun binatang di sekitar rumah itu dengan mendatangkan ratusan hewan eksotik dan langka dari berbagai penjuru dunia. Ada badak, gajah, zebra, berbagai jenis kucing besar, tapir, kanguru, banteng, aneka jenis unggas, dan sembilan ekor kudanil. Sepasang burung betet Amazon merah dan biru yang nangkring di pagar menyambut langkah kami saat memasuki kompleks rumah utama seluas dua ribuan meter persegi.

Maklum, keuntungan perdagangan narkotik mengaliri pundi-pundi uang salah satu musuh nomor satu Amerika Serikat itu dengan deras. Dengan kekayaan diperkirakan mencapai US$ 25 miliar, Escobar pada 1989 ditempatkan majalah Forbes sebagai orang terkaya ketujuh di dunia.

Menurut orang-orang terdekatnya, Escobar sangat terobsesi menjadi tokoh yang beken dan berpengaruh. Sebagai anak seorang guru sekolah menengah di Rio Negro yang mulai mengarungi dunia hitam dengan menjadi pencuri batu nisan dan pencongkel mobil, Escobar juga terobsesi masuk lingkaran elite, yang kebanyakan diisi kaum terpelajar, politikus, dan tuan tanah. Dan ia berharap mendapatkan keinginannya itu dengan uang yang dia punya. Tapi, kalau tidak bisa juga, ia tak akan segan menggunakan senjata untuk mencapainya.

Kini 17 tahun lebih setelah Escobar tewas diberondong peluru pasukan pemerintah pada 2 Desember 1993 di atap sebuah rumah sederhana tempatnya bersembunyi di Medellin. Vila besar bercat putih dengan banyak kamar di hacienda-nya itu sudah kehilangan atap aslinya. Kolam renang di halamannya, yang pernah ia pakai menimbun senjata dan simpanan perhiasannya ketika digerebek pasukan khusus, kering tak terawat.

Kurangnya perawatan membuat sepasang kudanil peliharaan di hacienda bernama Pepe dan Matilda kabur, lalu hidup liar di Sungai Magdalena, pada awal 2006. Masyarakat setempat pun merasa takut karena ada kabar pasangan ini telah melahirkan anak di sungai itu. Maka perburuan pun digelar, sampai pada 17 Juli 2009 beredar foto-foto yang memperlihatkan Pepe mati ditembak.

Protes pun berdatangan dari berbagai lembaga penyayang binatang. Salah satunya dari perusahaan bir Bavaria. Selain mendesak perburuan dihentikan, perusahaan ini menawarkan untuk mendatangkan ahli dari Afrika Selatan dan Tanzania untuk menemukan cara merawat Matilda dan anaknya. "Kami menerima tawaran dari pihak swasta untuk menghentikan perburuan. Satwa itu akan direlokasi," kata juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup Kolombia ketika itu.

Pemerintah Kolombia sangat sadar, meski sudah belasan tahun berlalu, apa pun yang berkaitan dengan bandit besar itu akan menyedot perhatian publik. Mereka juga tahu, bagi sebagian rakyat kelas bawah, Escobar dikenang bak Robinhood. Mungkin saja ia jahat, tapi ia sangat dermawan.

Karena itu, upaya keluarga Escobar berjuang melalui pengadilan untuk menguasai kembali Hacienda Napoles dengan tegas ditolak. Pengelolaan kemudian diserahkan kepada pemerintah Puerto Triunfo, yang kemudian membangun kebun binatang ini sebagai taman hiburan umum, lengkap dengan wahana baru berupa patung-patung dinosaurus.

Tapi bekas vila yang tak lagi utuh itu sengaja tidak direnovasi. Atap berbahan fiber transparan justru dibuat dengan rangka baru yang lebih tinggi, untuk melindungi agar kerusakan pada bangunan di bawahnya terjaga seperti aslinya. Rongsokan mobil-mobil mewah yang terbakar juga dipajang tanpa polesan di dua garasi besar di depan gerbang rumah.

Di tembok-tembok rumah rusak inilah dokumentasi kekejaman dan sepak terjang Escobar diabadikan melalui foto-foto yang dicetak besar dan ditempelkan seperti di museum. Di tembok terdepan yang menghadap ke gerbang, terpampang gambar Escobar dalam penampilan puncaknya dengan pakaian khas Kolombia. Lengkap dengan topi lebar dan senapan di tangan.

Di sebelahnya adalah salinan selebaran pemerintah yang menjanjikan hadiah 2,7 miliar peso Kolombia bagi kepala Escobar. Di sisinya lagi adalah gambar tubuh sang buruan yang sudah tak bernyawa, tertelungkup di atap dengan perut tersingkap dan bersimbah darah oleh luka di kepala.

Melalui rekaman yang diperdengarkan melalui speaker yang tersebar di sudut-sudut rumah itu, pemerintah ingin menegaskan kembali sikapnya memerangi organisasi kejahatan dan perdagangan narkotik di seantero negeri. Dan betapapun beken dan berpengaruhnya Escobar, ia tetaplah seorang bandit, yang berakhir dengan banyak lubang peluru di tubuhnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus