Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

IPW Sebut Mata Novel Terkena Air Aki

Organ tubuh yang terkena asam sulfat bisa rusak.

30 Desember 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA -Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane, mengungkapkan jenis zat yang merusak kedua mata penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Menurut dia, jenis air keras yang mengenai mata Novel adalah campuran air aki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dia menyerang Novel dengan air aki mobil yang sudah dicampur air, yang dia siapkan sebelumnya," kata Neta, kemarin. Kepada Tempo, Neta mengaku memperoleh informasi tersebut dari sumber tepercaya, yang tak mau dia sebutkan identitasnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Neta juga menjelaskan motif kedua pelaku penyiraman Novel. Menurut dia, kedua pelaku, yaitu RM dan RB, memiliki rasa dendam kepada Novel, sehingga nekat menyerangnya pada subuh 11 April 2017.

Saat menjabat Kepala Kepolisian RI, Tito Karnavian mengatakan hasil kerja tim gabungan Polri menemukan fakta bahwa air yang digunakan pelaku untuk menyiram Novel adalah larutan asam sulfat (H2SO4). Dari hasil analisis laboratorium diketahui bahwa larutan asam sulfat yang digunakan pelaku tidak memiliki konsentrasi tinggi. "Mungkin tidak berkonsentrasi pekat. Sebab, kalau terlalu pekat, itu bisa membuat daging hancur," kata Tito, beberapa bulan lalu.

Dokter spesialis kulit dan kelamin, Arini Astasari Widodo, mengatakan air aki dapat mengakibatkan iritasi jika terkena kulit. Tapi tingkat kerusakan yang ditimbulkan tergantung kandungan asam sulfat dalam air aki. Ia mengatakan air aki juga bisa menyebabkan kerusakan jika terkena mata. "Air aki itu juga masuk kategori air keras. Bahaya jika terkena mata," kata dia, kemarin.

Senada dengan Arini, Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia, Marius Widjajarta, mengatakan ada dua jenis air aki dengan kandungan asam sulfat yang berbeda, yaitu aki biasa dan aki zuur. Air aki biasa memiliki kandungan asam sulfat yang rendah. Sedangkan air aki zuur memiliki kandungan asam yang tinggi. "Aki dengan asam sulfat yang pekat, kalau kena kain, bisa bikin bolong," ujar dia.

Marius mengatakan kulit yang terkena asam sulfat bisa diatasi dengan air mengalir selama kulit tersebut dilapisi jaringan epitel pipih atau gepeng. Kulit tangan dan kaki merupakan salah satu bagian yang dilindungi jaringan epitel pipih itu. Sedangkan bibir, mata, lidah, dan alat kelamin merupakan organ yang tak dilindungi jaringan epitel pipih. Jadi, jika terkena asam sulfat, organ itu akan rusak.

Novel tersiram air keras di bagian mata. Setelah peristiwa itu, dia dirawat di Klinik Eye & Retina Surgeons, Singapura. Sesuai dengan laporan medis klinik ini, mata Novel mengalami luka parah akibat asam sulfat. Wajah dan kelopak matanya mengalami luka bakar pada tingkat ringan hingga sedang. Ketajaman visual mata kanan dan kiri adalah 6/24 dan 6/15.

Hasil pemeriksaan pada mata kiri Novel menunjukkan ada permasalahan hingga 90 persen di bagian jaringan atas para epitel batas kornea yang hilang. Sebab, ada iskemik-terhambatnya aliran darah pada pembuluh darah mata yang mengakibatkan kematian jaringan-di limbal atau batas warna pada kornea. Kornea mata kanan Novel agak membengkak dengan lipatan membran descemet. Ruang bagian depan dalam dan kosong serta tidak ada kekeruhan lensa.

Kemudian tekanan intraokularnya atau bola mata kanan dan kiri Novel adalah 22mmHg dan 44mmHg. Kondisi itu menunjukkan sekunder glaukoma di mata kiri.

Menurut anggota tim pengacara Novel, Haris Azhar, selama di Singapura, Novel ditangani oleh dokter spesialis mata yang rusak akibat air keras. "Observasinya, treatment-nya sangat khas kepada Novel sebagai korban serangan air keras," katanya. Ia juga belum memastikan air keras itu berasal dari air aki atau jenis lainnya. MAYA AYU PUSPITASARI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus