MUSIM kemarau menimbulkan risau di kalangan warga Desa Sendangrowo, Kecamatan Suko, Tuban, Jawa Timur. Bukan lantaran paceklik, tapi oleh sebuah isu menggelitik. Di desa berpenduduk 780 kepala keluarga itu beredar kabar: sekawanan maling dari Jawa Tengah bakal menyerbu kampung mereka. Belum jelas dari mana asal-muasalnya cerita burung itu. Namun, penduduk yakin, apalagi disebutkan 250 maling tersebut turun ke situ untuk menjajal ilmu sakti yang mereka pelajari di sebuah desa di Jawa Tengah. Mereka itu, kata yang empunya cerita, beroperasi dengan mengendarai mobil boks. Untuk membela diri, penduduk lalu giliran ronda malam bersenjatakan arit dan pentungan. ''Pokoke kalau kepergok pasti gembuk (babak belur),'' kata Khotim, 45 tahun, penduduk desa itu. Luar biasa siaganya mereka. Ketika ada dua orang asing muncul di situ, Agustus lampau, kontan dicurigai. Apalagi salah satu berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Sempat digebuk. Tapi kemudian baru diketahui mereka itu orang gila. ''Ini cuma salah paham,'' kata Nuril Huda, 28 tahun. Menurut kepala desa ini, kabar gawat itu marak setelah dua kali penduduk kehilangan sapi. Salah satunya bahkan dikuliti di tengah sawah. Dan pencurian itu terjadi justru di siang bolong. Caranya, si gembala ditipu oleh orang bermobil yang pura-pura kehabisan bensin. Mereka minta tolong gembala itu membelikan bensin. Saat itulah sapinya disikat. Cerita yang beredar, nomor polisi kendaraan pencuri itu berasal dari Jawa Tengah. Ini yang kemudian menyebar. Kabar berantai lalu dengan yakin membumbuinya: akan ada droping maling dari Jawa Tengah. Kabar itu bukan hanya beredar di Kabupaten Tuban, tapi juga menjalar ke desa-desa di Kabupaten Bojonegoro. ''Jangan percaya isu droping ratusan maling,'' kata Abdul Rochim, juru bicara kabupaten itu. Seruan serupa juga disiarkan melalui Radio Khusus Pemerintah Daerah Bojonegoro. ''Supaya penduduk tenang,'' katanya kepada Zed Abidien dari TEMPO, akhir September barusan. Meski ada penyuluhan, toh sang isu belum pudur. Ketika suatu malam seorang anggota DPRD Bojonegoro serta seorang wartawan lewat di desa, dan buang air kecil di tepi jalan, mereka segera disatroni puluhan penduduk berpentung. ''Mereka kira kami maling,'' tutur wartawan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini