Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Isu kuburan keramat

Kuburan sayuti dan hadi murtono mendadak dipadati pengunjung. mereka berebut mengais air yang menetes dari nisan. konon bisa menyembuhkan segala penyakit. nisan itu sengaja dibuat bolong agar lebah mau bersarang di situ.

2 Oktober 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO sesat juga mewabah di Desa Parakancanggah, Kecamatan Banjarnegara, Jawa Tengah. Kali ini mengenai kuburan dua bersaudara Sayuti meninggal 1946, dan Hadi Murtono, meninggal 20 tahun silam yang letaknya berdampingan. Dari nisan kedua makam itu tiba-tiba keluar air. Penduduk heran, bukan saja karena sedang musim kemarau panjang, tapi kuburan itu berada pada posisi ketinggian. Seperti lazimnya kejadian yang dianggap aneh, peredaran ceritanya pun meriah dengan aneka bumbu. Misalnya, air itu disebut bisa menyembuhkan rupa-rupa penyakit mulai dari koreng sampai lumpuh. Maka, berduyunlah orang datang ke situ. Mereka membawa botol plastik untuk menampung tetesan air dari nisan tersebut. Hanya dalam tempo empat hari beribu orang berkunjung. Mereka masing- masing menyumbang recehan Rp 100. Sempat terkumpul Rp 80 ribu untuk kas desa. Selain itu, tukang becak pun panen, terutama melayani mereka yang dari luar kota, seperti dari Purbalingga, Purworejo, dan Kebumen. Dari terminal bus menuju makam itu jaraknya sekilo, biasanya tarif Rp 300. Tapi sejak ada kuburan-keramat-kagetan itu si abang becak menaikkan tarif menjadi Rp 1.000. Akhirnya urusan jadi ribut, sebab air dari nisan itu tidak menetes lagi, hingga harus diambil pakai kapas. Ada yang jengkel karena tak kebagian. Penjaga dilempari. Dar-der-dor, ada pula yang menyundut mercon. Riuh. Penduduk merasa terusik. Menurut laporan Moch. Faried Cahyono dari TEMPO, polisi lalu berembuk dengan pamong desa. Nisan itu dibongkar, Agustus lampau. Hah! Ternyata nisan berusia 10 tahun itu memang bolong di tengahnya. Ini dimaksud pembuatnya untuk menampung lebah supaya bersarang di situ. Jadi, kalau kemudian cuma air yang bersarang itulah yang menetes tadi, dan dianggap keramat, ya, karena belum ada lebah yang terperangkap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus