Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Nama Rektor IPB University Arif Satria disebut-sebut menjadi salah satu kandidat menteri dalam isu reshuffle kabinet. Namun Arif menyatakan pilih fokus menjadi rektor kampus pertanian nomor satu di Asia Tenggara itu.
"Saya tidak akan berandai-andai, karena itu menjadi keputusan Presiden. Saya akan fokus pada apa yang hari ini di depan mata, saat ini rektor. Ya jadi rektor aja, agar IPB menjadi lebih baik lagi. Sebab tugas IPB itu inovasi dan inovasi," kata Arif di IPB Convention Centre, Bogor, Senin, 9 Januari 2023.
Isu Presiden Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi reshuffle kabinet menguat sejak akhir tahun 2022. Pada 23 Desember lalu, Jokowi membenarkan soal adanya kemungkinan merombak susunan menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mungkin (ada reshuffle)," ujar Jokowi singkat saat ditemui di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 23 Desember 2022.
Jokowi tak merinci alasannya melakukan reshuffle. Dia juga tak menyebut waktu pasti reshuffle akan dilakukan. "Ya, nanti," kata Jokowi saat dicecar soal kepastian waktu reshuffle tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arif mengatakan menjadi Rektor IPB tentu memiliki tugas yang lebih bersentuhan dengan kebutuhan rakyat, terutama di tengah tantangan isu masalah ketahanan pangan.
Arif menyebut, Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), sehingga kewajiban bagi dirinya untuk dapat membantu pemerintah memberdayakan masyarakat memproduksi pelbagai macam pangan dan tidak bergantung pada impor.
"Dalam laporan tahunan sebagai Rektor, tadi di forum saya sampaikan di tengah krisis pangan global yang dihadapi dunia, kita ini justru mempunyai peluang besar. SDA kita melimpah, kita tidak harus bergantung pada impor," ujarnya.
Rektor IPB University itu mengatakan Indonesia harus bisa memanfaatkan SDA untuk memproduksi dan menjadi negara pengekspor. "Kita harus memberikan pendampingan terhadap para petani kita agar bisa memanfaatkan lahan mereka dalam pelbagai kondisi dengan riset dan inovasi," kata Arif.
Untuk mengembangkan pengetahuan dan pendidikan tentang pertanian di Indonesia, IPB akan membangun kampus baru di wilayah Sukabumi.
"Itu akan lebih mendekatkan ilmu dan para petani, seperti yang kita tahu wilayah Sukabumi masih luas wilayah dan lahannya untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Kita bisa edukasi para petani, termasuk mengedukasi warga yang terlibat dalam konflik agraria dengan pertanian. Jadi warganya bisa bertani memiliki untung berlimpah, pangan kita terjaga dan konflik nya hilang," kata Arif Satria.
M.A MURTADHO
Baca juga: Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Arif Satria Dipuji Anies Baswedan