MELAYANI cinta monyet, akibatnya buset. Adalah Anak Agung Gde Alit, 36 tahun, Kepala Desa Pupuan di Gianyar, Bali, sudah punya dua istri yang memberinya lima anak. Dan tak jauh dari kantornya, sehari-hari ia rupanya sering beradu pandang dengan Oka Puteri, 16 tahun -- masih duduk di kelas V SD No. 4 Pupuan. "Dia itu masih ada hubungan kerabat dengan istri kedua saya," kata Alit kepada Joko D. dari TEMPO. Lebih jauh diungkapkannya bahwa keluarga Oka Puteri itu miskin, "jadi dengan mengawininya saya ingin menolong mereka," tuturnya. Di rumahnya yang luas dan tergolong baik dibanding lingkungan sekitarnya, Alit menunjukkan betapa ia tak bertepuk tangan. Ia menyimpan sejumlah surat cinta Oka Puteri. Singkat cerita, atas dasar suka sama suka itu serta dengan restu kedua istrinya, plus setelah melapor kepada camat sebagai atasannya, Alit pun menikah dengan Oka Puteri. Ternyata, langkah mulusnya ini keseleo di tingkat kabupaten. Dan akhir September lalu turun stepucuk keputusan Bupati Gianyar, memberhentikannya dengan hormat dari jabatan kepala desa itu, yang telah dipangkunya sejak 1974. Alit, yang berperawakan tinggi besar dan berambut keriting itu, cuma bisa heran. "Kalau disalahkan kawin sah dengan perempuan yang dianggap belum cukup umur, mengapa justru pejabat yang melakukan kumpul kebo dibiarkan saja?" ujarnya. "Saya divonis begitu jelek, cuma karena kesalahan kecil begini. Padahal, kelakuan baik saya yang begitu panjang diabaikan sama sekali," katanya. Dan ironisnya, sebelum jabatan sebagai kades menguap, sang istri muda sudah lebih dulu menguap. Perkawinan yang berlangsung Maret lalu itu cuma sebulan umurnya. Oka Puteri minta cerai. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini