Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Uang menguap

Darno, warga banyuwangi, mengaku bisa melipatgandakan uang achiyat, warga desa temayang, bojonegoro. ternyata uang achiyat rp 11,4 juta amblas ketika ditaruh di lemari & di tanah atas perintah darno.

21 Oktober 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GALI lubang tutup lubang, jutaan rupiah melayang disikat orang. Ini pengalaman baru bagi Achiyat, 45 tahun. Warga Desa Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, ini meski sudah punya usaha tembakau, penggilingan padi, dan toko kelontong, rupanya masih tergiur membangun pabrik pengeringan tepung. Pabrik belum berjalan mulus, tapi modal sempat tersedot ke sana. Dia pun pusing sendiri. Di tengah situasi mumet itu tiba-tiba seorang kawan anaknya meniupkan "angin surga". "Di Banyuwangi ada orang pintar yang bisa diajak kongsi dagang," dia bilang, "namanya, Darno." Pendek akal, Achiyat setuju bertemu dengan Darno -- yang ternyata mengaku tak punya uang sepeser pun. Namun, katanya, "saya bisa melipatgandakan uang." Tak jelas kena ilmu sirep atau apa bagai kerbau dicocok hidung, Achiyat ho-oh saja pada perintah Darno. Yaitu, ketika berlangsung pertemuan kedua di rumahnya, Achiyat pun mengeluarkan simpanannya, termasuk dari Tabanas. Total jenderal ada Rp 11 juta. Lumayan. Darno kemudian memasukkan uang itu ke lemari sambil membaca jampi-jampi sementara tuan rumah disuruhnya ke belakang. "Dua bulan lagi lemari itu baru boleh dibuka," katanya. Tapi masih ada sisa uang Rp 400 ribu. Gampang. Darno bilang itu harus ditanam di tanah. Lokasinya, di muka pintu rumah, pintu toko, pintu gudang, dekat pintu penggilingan padi, dan sejumlah pintu lainnya yang meliputi 21 buah. "Ini penting sebagai pagar, biar setan tak masuk," katanya. Dua bulan lewat sudah. Achiyat, istri, dan anaknya dengan berdebar membuka hasil sim-salabim itu. Yang pertama dilongok adalah lemari. Waduh, kosong melompong. Ah, siapa tahu siluman menernakkannya ke dalam lubang. Mereka pun bergegas mengais lubang-lubang di dekat pintu. Bah, yang tersisa cuma bau tanah. Tidak syak lagi, Achiyat lalu melabrak Darno di Banywangi, dan akhir September lalu Darno diringkus polisi. Darno mengaku telah mengambil semua uang itu, justru pada hari dia bergaya membaca jampi termasuk yang di dalam lubang. "Salahnya sendiri percaya pada saya," ujarnya kalem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus