Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kalung menguap

Ny. landang, warga jl. anambas, banjarmasin, berhasil dihipnotis seorang pemuda tampan yang dibantu seorang temannya. ia mengikuti perintah tanpa sadar dan gelang, kalung serta uang disikat sang pemuda.

21 Oktober 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETEMU pemuda ganteng bisa membuat perempuan jadi oleng. Ini satu lagi kisah siluman versi Kalimantan. Sedikitnya dalam dua bulan terakhir ada enam korban mempunyai pengalaman serupa di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan di Palangkaraya dan Sampit, Kalimantan Tengah. Paling baru adalah akhir September lalu, ketika Nyonya Landang, penduduk Jalan Anambas, Banjarmasin, hendak berbelanja ke Pasar Lama. Ia berjalan kaki dan berpapasan dengan seorang pemuda ganteng. "Selamat pagi, Bu," sapa anak muda yang tak dikenalnya itu. Teguran sopan itu disahutnya seraya terus berlalu. Di tengah asyik memilih sayur di pasar, tak disadarinya ada seorang anak muda lain lagi mendekatinya dan bertanya, "Apa Ibu tadi bertemu seorang pemuda tampan?" Nyonya Landang mengangguk. "Ibu beruntung. Jarang orang beroleh salam dari pemuda alim dan punya ilmu itu," katanya, dan minta supaya diperkenalkan. Bingung tak bingung, Nyonya Landang mulanya menolak, tapi luluh juga oleh desakan memelas anak muda itu. Belum jauh melangkah, eh, ternyata yang dicari sudah berdiri di depan mereka. Hanya dengan secuil isyarat mereka sudah mengekor ke mana jalannya sang pemuda tampan. Lebih kurang berjalan sekilo, mereka sampai di taman depan kantor gubernur dan berhenti di situ. Si tampan minta kepada dua pengikutnya itu agar mengeluarkan semua uang yang dimiliki. Mereka patuhi. Uang itu diraup si tampan dan dikantunginya. Tapi sesaat kemudian dikeluarkan lagi. "Kalian sudah memenuhi syarat," dia bilang tanpa menjelaskan syarat apa. Lalu ia bergerak hendak pergi dan berpesan, "Kalian jangan ke mana-mana, saya ke masjid Sabilal Muhtadi sebentar mengambil tanah," ujarnya menunjuk masjid terbesar di provinsi itu. Sekembalinya dari masjid, si tampan memperlihatkan segenggam tanah dan uang Rp 100 yang tiba-tiba mengepulkan asap. Bagai kena jampi injak-injak lidah, bersamaan dengan uap asap itulah uang, gelang, dan kalung Nyonya Landang ikut menguap disikat si tampan. Aneh dan nyata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus