Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Kejaksaan Agung hijrah sementara. Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mulai hari ini berkantor di gedung Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung, Ragunan, Jakarta Selatan. Pemindahan tersebut dilakukan setelah Gedung Utama Kejaksaan Agung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, nyaris habis terbakar.
“Jaksa Agung, Wakil Jaksa Agung, Jaksa Agung Muda Pembinaan, beserta staf mulai besok akan berkantor di Kampus A,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Hari Setiyono, kemarin. Adapun Jaksa Agung Muda Intelijen, ia mengimbuhkan, bakal berkantor di gedung Badan Pendidikan dan Latihan Kampus B.
Kebakaran menghanguskan Gedung Utama Kejaksaan Agung pada Sabtu malam lalu. Dinas Pemadam Kebakaran DKI yang mengerahkan 63 mobil pemadam dan ratusan personel baru berhasil memadamkan api kemarin pagi. Akibat insiden itu, seluruh ruangan di Gedung Utama rusak parah, termasuk ruang kerja para petinggi Korps Adhyaksa.
Hari menuturkan, lantai 2 gedung utama adalah ruang kerja Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung. Selanjutnya, di lantai 3 dan 4 terdapat ruang kerja Jaksa Agung Muda Intelijen dan jajarannya. Sementara itu, lantai 5 dan 6 adalah ruang kerja Jaksa Agung Muda Pembinaan dan jajarannya.
Ia menyatakan gedung utama tidak menyimpan berkas yang berkaitan dengan penanganan perkara, baik tindak pidana khusus maupun tindak pidana umum. “Berkas perkara yang terkait dengan tindak pidana korupsi 100 persen aman. Tidak ada masalah,” ujar Hari.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. menyebutkan kebakaran tersebut antara lain melalap ruang kerja Jaksa Agung, bagian Intelijen, serta Sumber Daya Manusia. Ia menambahkan, 25 tahanan Kejaksaan Agung sudah dipindahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Menurut Mahfud, Kejaksaan Agung sedang menangani dua perkara besar, yaitu korupsi Jiwasraya dan korupsi Joko Soegiarto Tjandra. Kasus kedua juga menyeret jaksa Pinangki Sirna Malasari. Ia memastikan berkas perkara kedua kasus tersebut aman. “Tidak mungkin pemerintah berbohong untuk situasi begini,” kata Mahfud.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana mengatakan kepolisian telah menurunkan tim Pusat Laboratorium Forensik dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) untuk menyelidiki penyebab kebakaran.
Menurut Nana, ada enam lantai di Gedung Utama Kejaksaan Agung yang terbakar. Lantai-lantai tersebut di antaranya dihuni oleh personel Intelijen, Kepegawaian, dan Administrasi. “Polisi akan akan memeriksa sejumlah saksi untuk merinci kronologi peristiwa ini,” ujar dia.
Dari penyelidikan sementara, api diduga berasal dari lantai 6, yang lalu bergerak menuju lantai 1. Hampir seluruh bagian Gedung Utama rusak dimakan api.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat, mengatakan polisi sedang mempelajari rekaman kamera close circuit television (CCTV) dari kantor Kejaksaan Agung. “CCTV ini diharapkan bisa menjawab pertanyaan apa yang terjadi sebenarnya,” ujar Ade.
ROSSENO AJI | ANTARA | AVIT HIDAYAT | M YUSUF MANURUNG
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
3
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo