KIRI-kanan jalan Spoor I di Kelurahan Kelapa Gading (Jakarta
Utara) dan Kelurahan Kebon Nangka (Jakarta Timur) sudah
dinyatakan DKI sebagai daerah jalur hijau. Tapi entah sebab apa,
sejak tallun 1970 di kawasan ini berdiri rumahrumah penduduk,
sebagian dirangkap sebagai tempat usaha sebagian lagi
semata-mata untuk tempat tinggal. Para warga di sini tampaknya
mafhum juga bahwa kawasan itu merupakan daerah larangan untuk
membuat tempat tinggal. Tapi karena selama lebih dari 5 tahun
belakangan ini keadaan mereka baik-baik saja artinya tak ada
petugas DKI yang menghalang-halangi ketika mereka mendirikan
bangunan, meskipun bangunan yang ada tak ada izin bangunan --
maka merekapun tenang-tenang saja. Sebab "kalau memang di daerah
ini tak boleh didirikan bangunan, mestinya DKI langsung
merobohkan setiap ada yang mendirikan", ujar seorang penduduk di
sana yang telah digusur. Cara begitu tentu merepotkan DKI sebab
berarti setip hari harus ada petugas yang nongkrong mengawasi
kalau-kalau ada yang mendirikan rumah.
"Pengawasan serupa itu dapat ditugaskan pada RT atau RW dan
lurah setempat", kilah penduduk itu lagi dengan bersemangat.
Dan memang benar. Tak kurang dari 450 buah rumah di jalan Spoor
I itu 18 Oktober lalu diroboh paksa oleh Dinas Pengawasan
Pembangunan Kota bersama Kamtib. Lancar saja adanya. Sebab warga
yang melihat kedatangan petugas-petugas itu secara tiba-tiba
merasa kaget juga dan belum sempat bereaksi, rumah mereka telah
rata dengan tanah."Selama 10 tahun ini saya sudah 7 kali
mengalami penggusuran, tapi tak pernah sekejam yang sekarang
ini", kata nyonya Rinto. Dulu, lanjut nyonya itu, saya mendapat
tempat di sini karena pertolongan MKGR, kami kan Golkar, eh
masih digusur juga. Keluhan mereka umumnya karena waktu antara
peringatan untuk pindah dengan pembongkaranterlalu dekat (5
hari). Sehingga belum selesai mereka melakukan
persiapan-persiapan, petugas pembongkar sudah beraksi.
Haji Muslich
Soal mengusir penduduk dari bangunan-bangunan liar memang
agaknya tak ada hubungannya dengan keanggotaan Golkar. Sebab
bagi Syariful Alam Humas DKI, penggusuran ini semata-mata dalam
rangka menertibkan rencana pembangunan kota. Dan tindakan begini
tampaknya belum selesai. Sebab menurut si Kepala Humas DKI itu,
tak kurang dari 5% penduduk Ibukota ini mendiami tempat-tempat
liar. Artinya penggusuran akan berjalan terus. Tapi tak itu
saja. Dua minggu lalu, team Keamanan dan Ketertiban DKI secara
mendadak memagar rapat sebuah perkampungan penduduk di jalan
Sunan Giri, Rawamangun. Ceritanya: adalah seorang tuan tanah
Haji Muslich namanya. Tahun lalu haji ini menjual sebagian
tanahnya di jalan Sunan Giri itu kepada seorang pemborong yang
mendapat hak dari Walikota Jakarta Timur untuk membangun pasar
di situ. Areal tanah untuk pasar itu ternyata belum cukup luas.
Sehingga pernah ada usaha untuk membujuk penduduk yang
sebelumnya telah membeli tanah dari Haji Muslich di tempat itu
juga, agar menjualnya kepada fihak Walikota. Tapi harga tak
cocok. Penduduk menolak. Namun tiba-tiba saja team penertib
dua pekan lalu mengurung semua kawasan tanah Haji Muslich,
termasuk penduduk yang sebelumnya telah membelinya dari tuan
tanah. Penduduk protes, bahkan mereka terpaksa mendobrak pagar
rapat itu karena rumah-rumah mereka benar-benar terkurung.
Meskipun mungkin secara kebetulan, penertiban yang tak mengenai
sasaran seperti di Rawamangun itulah yang mendapat reaksi cukup
keras dari Sugiharto. Ketua Fraksi Karya DPR-RI ini dua pekan
silam juga menunjukkan kekhawatirannya akan soal itu di hadapan
sidang pleno fraksinya. "Keresahan yang timbul sebagai salah
satu akibat pembangunan adalah karena terjadinya
penggusuran-penggusuran untuk keperluan-keperluan fabrik,
industri, real estate dan tata kota" ucap Sugiharto. Sugiharto
minta agar anggota-anggota fraksinya di Komisi I dan II DPR
tidak ragu-ragu mempermasalahkan soal itu kepada instansi yang
berwenang. Meskipun pernyataan ini mungkin sebagai salah satu
sayap kampanye Golkar, namun agaknya bolehlah dianggap sebagai
sekedar obat bagi warga Ibukota yang telah atau akan kena gusur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini