Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENDUDUK yang membludak membawa berkah buat para taipan. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh separuh lebih dari 40 orang terkaya Indonesia versi Forbes Asia, yang dilansir 18 September lalu. Sebagai negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (230 juta jiwa), Indonesia merupakan pasar yang mahaluas.
Itulah sumur rezeki yang bisa dikeduk kapan saja oleh para konglomerat. Mereka yang menikmatinya, di antaranya para raja rokok seperti Rachman Halim (Gudang Garam) dan Budi Hartono (Djarum). Para penjaja barang kebutuhan rumah tangga seperti Grup Wings milik Eddy William Katuari (produsen toileteries, dan makanan), Grup Salim dengan Indofood-nya (mi instan dan terigu), dan juga pemilik teh botol Sosro, Soegiharto Sosrodjojo, ikut memanen rezeki yang berlimpah itu.
Sebagian penikmat yang lain adalah para raja kertas dan minyak sawit seperti Sukanto Tanoto dan Eka Tjipta Widjaja. Sukanto bahkan menjadi pengusaha terkaya Indonesia. Selain mereka masih ada juragan properti Trihatma Haliman, yang berhasil menjual apartemennya di seantero Jakarta senilai US$ 900 juta (sekitar Rp 8,2 triliun). Yang menarik, keluarga Liem Sioe Liong, taipan nomor wahid di masa Orde Baru, justru ”terpuruk” di posisi ke-10. Inilah daftar lengkap 40 orang terkaya Indonesia itu.
Danto
- Sukanto Tanoto dan keluarga: US$ 2,8 miliar (Rp 25,5 triliun)
56 tahun. Nikah. 4 anak.
Berawal sebagai pemasok barang ke perusahaan minyak negara. Pada 1973 beralih ke bisnis hasil hutan. Sepuluh tahun kemudian mendirikan perusahaan bubur kertas PT Inti Indorayon Utama. Lewat Raja Garuda Mas bisnisnya terus berkembang di industri kertas, minyak sawit, dan energi. Ia pemilik Bank Unibank, sebelum dibekukan. Kini terbelit persoalan utang ke Bank Mandiri (Rp 5,3 triliun) dan sejumlah bank lain.
- Putera Sampoerna dan keluarga: US$ 2,1 miliar (Rp 19,1 triliun)
58 tahun. Nikah. 4 anak.
Awal kerajaan bisnisnya dibangun kakeknya, Liem Seeng Tee, pada 1913 dengan mendirikan perusahaan tembakau dan rokok, yang kini dikenal dengan nama Hanjaya Mandala Sampoerna. Putera telah melego 40 persen sahamnya di Sampoerna ke Philip Morris senilai Rp 18,6 triliun. Kini berancang-ancang membangun imperium bisnis barunya di bidang agrobisnis dan infrastruktur.
- Eka Tjipta Widjaja dan keluarga: US$ 2 miliar (Rp 18,2 triliun)
83 tahun. Nikah. 15 anak.
Datang sebagai imigran dari Cina, di usia 17, Eka mulai berjualan biskuit. Namun gurita bisnisnya kemudian berkembang ke industri kertas, bubur kertas, dan minyak kelapa sawit. Pada 2001, Asia Pulp and Paper, perusahaan kertas andalannya terbelit utang raksasa US$ 13,9 miliar (lebih dari Rp 132 triliun). Kini kerajaan bisnisnya dijalankan oleh anak-anaknya di bawah bendera Grup Sinar Mas. Cucunya, Eric Oei, mulai turun gelanggang menekuni bisnis konstruksi di Cina.
- Rachman Halim dan keluarga: US$ 1,8 miliar (Rp 16,4 triliun)
59 tahun. Nikah. 2 anak.
Bisnis Rachman lahir dari keluarga besar Wonowidjojo, pemilik pabrik rokok Gudang Garam, Kediri. Didirikan sejak 1958, selama beberapa dekade perusahaan ini merajai pasar rokok di Indonesia.
- R. Budi Hartono dan keluarga: US$ 1,4 miliar (Rp 12,7 triliun)
65 tahun. Nikah. 3 anak.
Pemilik usaha rokok merek Djarum ini mulai berbisnis sejak 1951 di Kudus, Jawa Tengah. Saat ini ikut memiliki saham 10 persen di Bank Central Asia melalui Alaerka Investment. Alaerka dimiliki dua bersaudara, R. Budi Hartono dan Bambang Hartono. Grup Djarum pun kini getol merambah bisnis properti, termasuk membangun Grand Indonesia di lahan bekas Hotel Indonesia Jakarta.
No | Nama | Kekayaan* |
---|---|---|
6 | Aburizal Bakrie dan keluarga | 1.200 |
7 | Eddy William Katuari dan keluarga | 1000 |
8 | Trihatma K. Haliman | 900 |
9 | Arifin Panigoro | 815 |
10 | Liem Sioe Liong dan keluarga | 800 |
11 | Mochtar Riady dan keluarga | 570 |
12 | Peter Sondakh | 530 |
13 | Prajogo Pangestu | 510 |
14 | Martua Sitorus | 475 |
15 | Paulus Tumewu | 440 |
16 | Murdaya Poo dan Siti Hartati Cakra | 430 |
17 | Husein Djojonegoro dan keluarga | 360 |
18 | Chairul Tanjung | 310 |
19 | Hadi Surya | 305 |
20 | Tan Kian | 300 |
21 | Sjamsul Nursalim | 295 |
22 | George dan Sjakon Tahija | 265 |
23 | Edwin Soeryadjaya | 230 |
24 | Kartini Muljadi & Dian Paramita Tamzil | 225 |
25 | Harjo Sutanto dan keluarga | 220 |
26 | Soegiharto Sosrodjojo | 215 |
27 | Tan Siong Kie | 200 |
28 | Aksa Mahmud | 195 |
29 | Soetjipto Nagaria | 150 |
30 | Ciputra dan keluarga | 145 |
31 | Kris Wiluan | 140 |
32 | Djuhar Sutanto dan keluarga | 135 |
33 | Husein Sutjiadi | 120 |
34 | Boenjamin Setiawan dan keluarga | 115 |
35 | Tomy Winata | 110 |
36 | Jusuf Kalla | 105 |
37 | Soedarpo Sastrosatomo dan keluarga | 100 |
38 | Alim Markus dan keluarga | 95 |
39 | Jakob Oetama | 90 |
40 | Tjandra Kusuma | 80 |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo