Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nilas Ansar duduk termangu di dermaga pelabuhan General Santos, Mindanao. Ia tak peduli kesibukan nelayan membersihkan kapal setelah ikan tangkapan berpindah tangan ke pedagang. Matanya menerawang jauh, menerobos cakrawala hingga ke desa kelahirannya di Sangihe. ”Saya dulu (ke Mindanao) menggunakan perahu layar,” katanya. Nilas, 77 tahun, merantau ke pulau di kawasan Filipina Selatan itu pada 1947. Jika angin lagi bersahabat, perjalanan dengan perahu layar dari Pulau Sangihe ke Mindanao bisa ditempuh selama empat hari. Jika cuaca buruk, butuh waktu sepekan. Kini cuma butuh delapan jam dengan perahu motor.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo