Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Jejak Sangihe di Mindanao

Mengalirnya orang Sangihe dan Talaud ke Filipina Selatan sudah berlangsung sejak abad ke-15. Kolonialisme Belanda kian memicu migrasi.

28 November 2005 | 00.00 WIB

Jejak Sangihe di Mindanao
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Nilas Ansar duduk termangu di dermaga pelabuhan General Santos, Mindanao. Ia tak peduli kesibukan nelayan membersihkan kapal setelah ikan tangkapan berpindah tangan ke pedagang. Matanya menerawang jauh, menerobos cakrawala hingga ke desa kelahirannya di Sangihe. ”Saya dulu (ke Mindanao) menggunakan perahu layar,” katanya. Nilas, 77 tahun, merantau ke pulau di kawasan Filipina Selatan itu pada 1947. Jika angin lagi bersahabat, perjalanan dengan perahu layar dari Pulau Sangihe ke Mindanao bisa ditempuh selama empat hari. Jika cuaca buruk, butuh waktu sepekan. Kini cuma butuh delapan jam dengan perahu motor.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus