Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Perantau dari Nusa Utara

Sejak akhir bulan lalu sejumlah warga Sangihe-Talaud yang merantau ke Mindanao dan pulau-pulau sekitar di selatan Filipina mulai ditertibkan identitasnya. Biro Imigrasi dan Deportasi Filipina, dibantu Konsulat Jenderal RI, memberi mereka tiga pilihan: repatriasi (kembali ke Indonesia), legalisasi (tetap menjadi warga Indonesia, walau masih berdiam di Filipina), serta naturalisasi (menjadi warga Filipina). Moyang-piut sebagian perantau Sangihe-Talaud tiba di Filipina pada abad ke-15. Beranak-pinak, mereka kemudian dikenal sebagai suku Sangil—yang mengaku penduduk asli Mindanao, namun berbahasa ibu Sangihe.

Koresponden Tempo Verrianto Madjowa menjelajahi pelosok Mindanao pada September lalu dan memotret kehidupan para perantau asal Sangir-Talaud.

Berikut ini laporannya:

28 November 2005 | 00.00 WIB

Perantau dari Nusa Utara
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bait-bait lagu pilu itu mengalun dari sebuah rumah kecil beralas tanah, beratap rumbia di tepi pantai Cablalan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus