Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jodoh objek tipu

Ida,30, warga palembang ditipu dukun nisrawati,37, untuk mendapatkan jodoh. demikian pula kakaknya, dirwan,33, yang sedang ada soal dengan pacarnya. masing-masing kena uang senilai dua ekor kambing.

26 Maret 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESKI sering terbukti dukun yang praktek berbumbu uang itu tanda dia dukun palsu, masih ada yang kena tipu. Kali ini korbannya orang muda kakak beradik warga Kota Palembang. Sang kakak, sebut saja Dirwan, 33 tahun, pernah kuliah di Universitas Lampung, dan kini pegawai pemerintah setempat. Adiknya, sebut saja Ida, 30 tahun, sarjana muda dan belum bersuami. Anak petani kopi ini tinggal serumah dengan dua saudaranya lagi, jauh dari rumah orang tua mereka. Singkat cerita, Ida tertarik pada kabar burung ihwal mangkusnya seorang dukun bernama Nisrawati, 37 tahun, di Desa Sukamakmur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. "Sediakan uang senilai dua kambing, Rp 180.000, urusan jodoh, cetek," kata dukun berperawakan gempal itu. Tapi ia terima juga Rp 20.000 dari Ida plus gelang emas 3,5 gram. Itu terjadi pada suatu hari bulan Oktober tahun silam. Seminggu kemudian si dukun muncul di rumah Ida menagih sisa uang dengan dalih mencukupkan syarat. Bahkan sampai menginap pula seminggu, dan tiap malam Ida dimandikan air kembang. Akan halnya uang tadi dibungkusnya dengan kain putih, termasuk cincin emas Ida, lalu ditanam di depan rumah tengah malam. Dengan cara itu, katanya, empat bulan lagi Ida dapat jodoh. Sementara itu, Dirwan sedang ada soal dengan pacarnya, Nova. Karena si dukun sudah dianggap saudara laiknya oleh Ida dan seisi rumah, persoalan Dirwan ini sempat disimak si dukun. Dirwan diterornya. Begitu pula Nova yang tetangga Dirwan dijebaknya. Ibarat orang main judi, si dukun pun ceki dua nokang, dan menggaet uang senilai dua kambing tadi. Tapi lewat empat bulan, dan Ida masih tetap sebatang kara alias belum dapat jodoh juga, baru urusan jadi ketar-ketir. Bungkusan kain putih yang ditanam di depan rumah lalu dibongkar. Ternyata, isinya cuma gumpalan kapas. Uang dan benda lainnya menguap sudah. Dalam pada itu, Nova masih tenggelam dalam gelisah menunggu lambaian Dirwan, begitu pula sebaliknya. Akhirnya Nova memberanikan diri menjenguk jirannya yang kena musibah dukun Nisrawati. Di situ mereka sama-sama buka rahasia telah jadi korban. Mereka pun mengadu ke polisi. Si dukun lalu ditangkap. "Saya kan menolong mereka cari jodoh, kini malahan menyusahkan," gerutu si dukun dari balik terali besi. "Aku tidak menyesal," ujar ibu lima anak itu. Kalaupun kini Dirwan dan Nova kompak kembali, menurut mereka, bukan karena jampinya si dukun. "Kami senasib karena sama jadi korban penipuan dukun," kata Dirwan kepada Ali Fauzi dari TEMPO. Sedangkan bagi Ida, mungkin ada hikmahnya. Ternyata ihwal mencari jodoh tak bisa dirogoh-rogoh, sebab terbukti akibatnya malah dompet sendiri yang dirogoh orang.Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum