Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta para menteri berfokus pada langkah-langkah terobosan untuk mengurangi angka impor sebagai penyumbang defisit terbesar. "Pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus kami tingkatkan," kata Jokowi dalam sambutan rapat, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden juga meminta agar pengolahan energi baru terbarukan, seperti program biosolar B20, segera ditingkatkan hingga masuk ke B30, bahkan B100. Dia yakin program itu dapat mengurangi ketergantungan negara terhadap impor BBM yang dilakukan ke industri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Jokowi mengingatkan bahwa substitusi impor harus terus dibuka lebar untuk menggantikan impor. "Termasuk pengembangan industri pengolahan yang selama ini bukan hanya menciptakan lapangan kerja, tapi juga memastikan produk-produk dibutuhkan di dalam negeri dan diekspor."
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), September lalu, nilai neraca perdagangan mengalami defisit US$ 0,16 miliar atau US$ 160,5 juta. Hal itu terjadi karena adanya defisit perdagangan di sektor minyak dan gas. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, sepanjang September, neraca migas tercatat defisit US$ 761,8 juta. Sedangkan sektor nonmigas mengalami surplus US$ 601,3 juta. EGY ADYTAMA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo