Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Peran Jokowi di Balik Bergabungnya Kaesang Pangarep ke PSI

Nama Gibran Rakabuming Raka dan Budi Arie Setiadi sempat mencuat sebagai Ketua Umum PSI. Ada lobi mengegolkan Kaesang ke Jokowi.

1 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum terpilih Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep usai memberikan pidato politik pertamanya di Djakarta Theater, Jakarta, 25 September 2023. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK lama setelah Kaesang Pangarep dikukuhkan menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia pada Senin, 25 September lalu, seorang pengusaha mengajak Ade Armando bertemu. Selama dua hari berturut-turut, Kamis-Jumat, 28-29 September lalu, koleganya itu menyatakan akan membantu PSI dengan memberi dana kampanye dan spanduk hingga menyokong kegiatan lain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini juga terjadi di berbagai daerah,” ujar Ade, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Daerah Pemilihan Jakarta II PSI, saat dihubungi Tempo pada Jumat, 29 September lalu. Ade Armando menuturkan, pembicaraan mengenai bantuan ini banyak muncul setelah Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI.

Ade mengklaim, kehadiran Kaesang, putra bungsu Presiden Joko Widodo, menandakan bahwa Jokowi mendukung PSI. Direktur Komunikasi Saiful Mujani Research and Consulting itu juga menyebut Kaesang sebagai hadiah besar dari Jokowi untuk PSI. “Berkah, seperti durian runtuh,” ucap Ade.

Kaesang sebenarnya sudah dekat dengan PSI dalam beberapa tahun terakhir. Ketua Dewan Pimpinan Pusat PSI Sigit Widodo bercerita, bos Sang Pisang itu juga membuka komunikasi dengan para pengurus partai di pusat dan daerah. Termasuk di wilayah asal Kaesang di Solo, Jawa Tengah.

Dalam berbagai interaksi itu, pengurus PSI, termasuk Sigit, pernah menggoda Kaesang untuk masuk PSI. “Tapi belum mau karena banyak pertimbangan,” kata Sigit.

Baca: Manuver Mencalonkan Kaesang Sebagai Calon Wali Kota Depok

Kedekatan Kaesang dengan PSI juga menguat ketika nama Direktur Utama Persis Solo itu digadang-gadang menjadi Wali Kota Depok, Jawa Barat, pada April lalu. Ketika itu spanduk dan papan baliho Kaesang dengan logo PSI bertebaran di Depok. Elite-elite PSI juga mendukung gagasan itu. Tapi belakangan wacana itu menciut. 

Sejak pertengahan tahun ini, di kalangan internal PSI nama Kaesang dan kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, ramai diperbincangkan sebagai calon Ketua Umum PSI. Tiga pengurus PSI bercerita, partai mereka kemudian menggelar survei internal untuk mengukur dampak Kaesang dan Gibran dalam menaikkan elektabilitas partai.

Narasumber yang sama bercerita, hasil sigi menyebutkan PSI bakal memperoleh suara sekitar 9 persen pada Pemilihan Umum atau Pemilu  2024 jika Kaesang menjadi ketua umum. Sedangkan Gibran meningkatkan elektabilitas PSI hingga 11 persen suara. Ade Armando mengaku mendengar informasi itu. “Ada beberapa simulasi yang membuat PSI optimistis,” ujarnya.

Hasil survei itu jauh melompat dari perolehan suara PSI pada Pemilu 2019 yang hanya 2,650 juta suara atau 1,89 persen suara nasional. Saat itu PSI gagal menempatkan kadernya di Dewan Perwakilan Rakyat karena tak lolos syarat ambang batas parlemen 4 persen suara nasional.

Selain nama Gibran dan Kaesang, nama Ketua Umum Projo—kelompok relawan Jokowi—Budi Arie Setiadi sempat muncul menjadi Ketua Umum PSI. Nama Budi menguat setelah ia dilantik menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika pada 18 Juli lalu. Budi tak membantah kabar itu. “Saya sudah berumur. Kasih ke anak muda saja,” tuturnya, Rabu, 27 September lalu.

Baca: Dari Mana Modal Bisnis Kaesang Pangarep?

Sinyal pergantian pucuk pemimpin PSI muncul setelah Ketua Umum PSI Giring Ganesha merilis video di akun Instagram-nya pada Selasa, 8 Agustus lalu. Dalam video itu, Giring mengaku tak lagi merasa muda karena sudah berusia 40 tahun. “Jadi sudah saatnya mengembalikan partai ini ke tangan pemilik aslinya, yaitu anak muda,” katanya.

Sejak video itu muncul, nama Gibran Rakabuming Raka menguat menjadi pengganti Giring. Mencegah Gibran hengkang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ujar seorang pejabat negara, ada kepala lembaga mendatangi dia di Solo dan memintanya tak bergabung dengan PSI. Ade Armando, politikus PSI, mengatakan pembicaraan menjadikan Gibran sebagai nakhoda PSI pun tak berlanjut.

Saat acara Kopi Darat Nasional PSI di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa, 22 Agustus lalu, Gibran yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut menolak ketika hendak dipakaikan jaket PSI oleh seorang peserta. “Saya kader PDIP,” tutur Gibran kepada sejumlah wartawan di Balai Kota Solo, Rabu, 23 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kunjungan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep ke markas Barisan Relawan Jokowi Presiden di Jalan Kayu Putih Utara, Pulo Gadung, Jakarta, 27 September 2023. ANTARA/Narda Margaretha Sinambela


Seusai peristiwa itu, nama Kaesang Pangarep mencuat. Menurut sejumlah politikus partai itu, peluang Kaesang juga dibicarakan saat Ketua Dewan Pembina PSI Jeffry Geovanie, Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie, dan Sekretaris Dewan Pembina Raja Juli Antoni bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin, 4 September lalu. 

Kepada Tempo pada Kamis, 28 September lalu, Grace menyatakan berbagai hal didiskusikan bersama Presiden. Misalnya perkembangan dan peta politik serta berbagai kemungkinan drama politik menjelang pendaftaran calon presiden. “Kami tidak membicarakan soal Mas Kaesang ke Pak Jokowi,” ujarnya.

Baca: Cara Gibran Rakabuming Raka Menjadi Calon Gubernur

Juru bicara PSI, Sigit Widodo, bercerita, Kaesang resmi menjadi anggota PSI sejak Jumat, 15 September lalu. Delapan hari kemudian atau pada Sabtu, 23 September lalu, pengurus PSI mengantarkan kartu tanda anggota ke rumah Jokowi. Dua hari berikutnya, Kaesang resmi menjadi Ketua Umum PSI.

Jokowi pun menyatakan Kaesang telah meminta restunya untuk memimpin PSI. “Saya restui,” tutur Jokowi pada Selasa, 26 September lalu.

Dalam pidatonya, Kaesang mengaku terinspirasi masuk politik karena faktor bapaknya, Jokowi. Kaesang menyatakan memilih PSI karena partai tersebut idealis, punya integritas, dan konsisten dalam memperjuangkan anak muda. “Partai ini surplus gagasan genuine dan brilian,” katanya.

Setelah itu, Kaesang langsung bermanuver. Pada Rabu, 27 September lalu, ia dan pengurus PSI berkunjung ke kantor Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP). Ketua Umum Bara JP Utje Gustaaf Patty mengatakan Kaesang menyampaikan pesan dari Jokowi soal peta pemilihan presiden yang belum jelas, yaitu agar PSI tak buru-buru mendukung salah satu calon.

Hingga pekan lalu, PSI belum menyatakan dukungan kepada calon tertentu meskipun pengurus partai itu telah beberapa kali datang ke acara Prabowo Subianto. Utje mengatakan lebih dari 100 anggota Bara JP telah menjadi calon legislator dari PSI. “Kami yakin bisa menarik suara pemilih Jokowi ke PSI,” ucapnya. 

Kaesang pun menargetkan PSI bisa lolos ke DPR pada Pemilu 2024. “Targetnya enggak perlu muluk-muluk. Insyaallah lolos parliamentary threshold dan fraksi PSI akan ada di Senayan,” ujarnya.

Sejumlah politikus PSI dan PDI Perjuangan menyatakan bergabungnya Kaesang ke partai mawar putih akan membuat kedua partai akan berebut suara di kelompok yang sama, yaitu nasionalis. Selama ini para politikus PSI dan PDIP kerap beradu argumen secara terbuka.

Baca: Bahaya Politik Dinasti Jokowi

Politikus PDIP lain bercerita, terpilihnya Kaesang juga menandakan ada ketidakharmonisan antara Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Tapi PDIP memilih tak merespons keras. Padahal sebelumnya PDIP memecat Gubernur Maluku Utara Murad Ismail dari partai karena istrinya bergabung dengan Partai Amanat Nasional.

Sekretaris Koordinator Relawan Ganjar Pranowo yang juga politikus PDI Perjuangan, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, mengatakan di partainya ada instruksi agar pengurus dan kader tak menanggapi terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI. “Kami menahan diri untuk tidak terpancing dan marah,” kata Deddy.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Raymundus Rikang, Francisca Christy Rosana, dan Ihsan Reliubun berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Rezeki Nomplok Nakhoda Baru"

Hussein Abri Dongoran

Hussein Abri Dongoran

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, lulusan Universitas Pasundan, Bandung, ini banyak meliput isu politik dan keamanan. Reportasenya ke kamp pengungsian dan tahanan ISIS di Irak dan Suriah pada 2019 dimuat sebagai laporan utama majalah Tempo bertajuk Para Pengejar Mimpi ISIS.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus