GATAL jari bisa digaruk. Bila "anu" yang gatal, malah membuat kakek Sumedi habis akal. Warga Kalitejo, Banyusari, Magelang, Jawa Tengah, ini bapak lima anak dan kakek 12 cucu. Tak tahu ujung pangkalnya, kakek yang sehari-hari buruh tani ini merasa gatal yang bukan main di alat vitalnya. Malu berobat, maka dicobanya menjadi tabib sendiri. Sumedi, 65 tahun, lalu mengambil sebuah pipa besi berdiameter tiga senti dan panjang empat senti. Kemudian, kakek memurukkan anunya ke pipa tadi. Tiap kali masuk lubang pipa, menurut Mbah Sumedi, rasa gatal itu lenyap. Karena dirasa mujarab, maka pipa besi itu berhari-hari tidak dicopotnya. Sampai pada suatu pagi, awal bulan lalu, si pipa mogok copot. Tak ada jalan lain, Mbah Sumedi memekik. "Tolong! Tolong!" lolongnya. Seisi rumah panik. Para jiran terpancing riuh. "Aduh, rasanya pegal dan sakit sekali," rintih Sumedi. Eee, rupanya anu Mbah bengkak dan meruyak dalam pagutan pipa. Ia menyerah sehingga mau dibawa keluarganya ke Puskesmas Grabag. Gawat, petugasnya angkat tangan. Lalu ia dilarikan ke RSU Tidar, Magelang. Dan langsung masuk ruang operasi. Beberapa perawat yang siap menolong kakek itu terbahak-bahak. "Kalau perlu dipotong saja, ya, Mbah," usik seorang perawat cewek, seperti dikutip Tri Jauhari dari TFMPO. Mbah meringis. Memang bukan benda langka itu yang akan dipotong. Karena pipa yang bakal disikat, maka gergaji yang disiapkan. Semula gergaji besi digunakan. Kandas. Lalu dipakai pemotong plat besi, gagal juga. Kini gergaji pembuka gips yang digilir. Baru sukses. Tapi dr. Cipto Muwardi serta perawat yang menangani "kerja bengkel" ini dibuat berkeringat. Maklum, kerja keras tersebutkan untuk menyelamatkan barang berharga milik kakek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini