Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BRIGADIR Jenderal Antam Novambar seperti parodi: Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu kini justru dituduh menebar teror. Targetnya Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi Komisaris Besar Endang Tarsa. Tujuannya agar sang korban mau memberikan pernyataan di sidang praperadilan bahwa proses penetapan tersangka Komisaris Jenderal Budi Gunawan dilakukan atas desakan pemimpin KPK.
Antam, alumnus Akademi Kepolisian 1985, yang mengaku sedang berada di Bali, menjawab pertanyaan Muhammad Muhyiddin dari Tempo melalui telepon, Jumat pekan lalu. Bawahan Budi Gunawan ketika memimpin Kepolisian Daerah Bali itu menyatakan tidak meneror seniornya yang bertugas di komisi antikorupsi tersebut.
Benarkah Anda meneror Direktur Penyidikan KPK Endang Tarsa?
Enggak ada teror-teror. Waktu kami bertemu, dia bilang terima kasih. Kami berpelukan sebelum dan setelah pertemuan. Kok, sekarang dia berani-beraninya memutarbalikkan fakta.
Kapan dan di mana bertemu?
Sabtu malam dan Minggu malam pekan lalu di McDonald's Larangan, Ciledug, di dekat rumah dia. Kami bicara baik-baik. Saya bilang ke anggota saya: "Kamu kawal, ya. Jangan sampai lepas, jangan sampai diambil orang, karena dia mau bersaksi untuk kita."
Bersaksi untuk apa?
Dia akan bilang apa yang dia kerjakan di KPK. Eh, dia putar balik.
Jadi tak ada teror?
Saya apresiasi dia. Kalau mau meneror, kami buang saja dia ke mana begitu. Saya punya bukti dan saksi. Silakan saja kalau mau menyebut saya meneror. Kalian bisa cetak apakah di telepon Endang ada teror atau tidak. Kalau merasa diteror, lapor saja, biar dibuktikan di pengadilan. Jangan ngomong di televisi.
Anda ditemani sepuluh orang anggota Brigade Mobil?
Tidak ada sepuluh. Mereka mengawal karena kami senang dan sebagai penghargaan buat dia. Bahkan kami luluskan anaknya di Sekolah Inspektur Polisi, padahal tak lulus tes kesehatan.
Bukankah Anda yang menawari anaknya lulus agar Endang mau bersaksi?
Dia yang meminta, "Tolonglah, Pak." Ya, kami tolong.
Endang Tarsa tak datang ke sidang praperadilan pada Kamis pekan lalu….
Polisi di KPK itu tersandera oleh Abraham Samad. Saya yakin Samad mengancam akan membuka juga borok dia jika borok Samad dibuka. Kami mau bongkar busuk-busuknya KPK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo