Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kampanye Terbuka, Polri: DKI Geser Papua Sebagai Daerah Rawan

Daftar daerah rawan berubah dari sebelum kampanye terbuka. Tiga kota di DKI dan Tangerang Selatan kini masuk daftar.

30 Maret 2019 | 02.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pendukung meneriakkan dukungan untuk Prabowo - Sandi saat kampanye terbuka di luar Stadion Pakansari, Bogor, Jumat, 29 Maret 2019. Capres Prabowo Subianto mengaku tidak diizinkan menggunakan lapangan Stadion Pakansari, untuk berkampanye. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya mendominasi daftar sepuluh daerah dengan indeks kerawanan pemilu tertinggi sejak periode kampanye terbuka bergulir pada 24 Maret 2019. Seluruhnya ada tiga wilayah atau kota di DKI Jakarta yang merangsek masuk daftar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menuturkan, daftar daerah rawan berubah dari sebelum kampanye terbuka. Pada periode itu wilayah di Papua mendominasi 10 besar tingkat kerawanan Pemilu 2019.

"Kalau sebelum kampanye terbuka, ranking satu adalah Maluku Utara, Papua, NTT, Gorontalo, dan Papua Barat. Sedang di Jakarta skor indeks kerawananan masih di kategori potensi cukup rawan," ujar Dedi melalui pesan teks, Jumat 29 Maret 2019.

Wilayah-wilayah di DKI berhamburan masuk daftar ketika tujuh elemen diukur untuk periode kampanye terbuka. Empat wilayah yang dianggap rawan itu adalah Tangerang Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Mereka ada dalam daftar yang sama dengan Pigi Raya, Banggai, Donggala, Mentawai, Kabupaten Tanah Datar, Yogyakarta.

"Kami mengukur dimensi penyelenggara, lalu kontestasi calon presiden, kontestasi calon legislatif, partisipasi masyarakat di mana bisa saling bentrok, gangguan kamtibnas, gangguan nyata, dan ambang gangguan," kata Dedi.

Dedi tak menampik jika menjelang pemilihan 17 April nanti bisa terjadi perubahan-perubahan kembali terhadap komposisi daftar itu. Yang jelas, dia menerangkan, daftar dibuat dan indikasi diukur untuk menentukan dislokasi pasukan, jumlah kekuatan yang dibutuhkan tiap Polda. "Pasca kampanye terbuka akan saya sampaikan lagi,” ucap Dedi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus