Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kanan-Kiri Bursa Kursi

Pendukung Jokowi-Kalla menyiapkan sederet daftar calon menteri. Memanfaatkan pelbagai jalur.

15 September 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUMAH pengusaha Soetrisno Bachir di Simprug, Jakarta Selatan, semarak oleh canda tetamu pada Sabtu malam menjelang Lebaran, akhir Juli lalu. Obrolan di ruangan samping kolam renang itu menyerempet soal calon-calon menteri. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, yang didukung mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu, sudah resmi dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden oleh Komisi Pemilihan Umum.

"Kalau Rizal cocok Menlu, masak Menaker," kata Soetrisno, disambut tawa para koleganya. Ia mengatakan memilih mengurusi rakyat saja. Tetamunya menimpali, "Ya udah, Pak Soetrisno Menko Kesra aja."

Rizal yang dimaksud adalah Dr Rizal Sukma, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies sekaligus Ketua Lembaga Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Muhammadiyah. Dia penyusun materi kebijakan bidang luar negeri untuk Joko Widodo dalam debat calon presiden.

Pertemuan menjelang Lebaran itu, menurut pesertanya, dihadiri kalangan Muhammadiyah serta politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai Golkar, juga Partai Hati Nurani Rakyat. Hanya Golkar yang bukan merupakan partai pendukung Jokowi-Kalla. Dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, mereka menyorongkan sejumlah nama untuk mengisi kabinet Jokowi. Di antaranya Soetrisno, Rizal, dan pengusaha Jeffrie Geovanie.

Soetrisno tak mau menanggapi soal pertemuan di rumahnya. "Aku lagi cari nafkah di negeri jiran," katanya melalui pesan pendek di telepon seluler, Rabu pekan lalu. Sedangkan Rizal hanya memastikan bahwa Muhammadiyah secara organisasi tak mungkin mengusulkan menteri.

Kasak-kusuk calon menteri semakin santer seiring dengan akan berakhirnya kerja Tim Transisi bentukan Jokowi-pertengahan bulan ini. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi dan Kalla mengatakan pengisian kabinet akan dibahas bersama para ketua umum partai pendukung setelah postur kabinet tuntas dibahas Tim. Partai-partai itu adalah PDI Perjuangan, NasDem, Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. "Pembahasan person pada pertengahan September," ujar Ketua Umum Hanura Wiranto setelah bertemu dengan Jokowi, Kamis malam pekan lalu, di Rumah Transisi.

Penyokong Jokowi-Kalla sudah menyiapkan punggawa kabinet. Ketua Umum Institut Lembang Sembilan Alwi Hamu dan Aksa Mahmud masuk daftar yang disiapkan orang di sekitar Kalla. "Pak Alwi dan Aksa kami usulkan," ujar Ketua Pusat Kajian Trisakti Rian Andi Soemarno, Jumat pekan lalu. Menurut dia, ada juga nama sejumlah kepala daerah dari Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.

Lembang Sembilan adalah tim sukses Kalla sejak konvensi Partai Golkar pada 2004. Di Trisakti, Kalla dan Alwi duduk sebagai penasihat. Alwi tak menampik kemungkinan dia ditunjuk menjadi menteri. Ia mengatakan pernah menolak tawaran dari Kalla setelah memenangi pemilihan presiden bersama Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004. "Sekarang, kalau dibutuhkan sekali, akan saya pertimbangkan," ucapnya.

Kabar dari lingkup internal Tim Transisi menyebutkan PKB meminta jatah tiga menteri, termasuk satu kursi menteri koordinator. Tapi partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini menyiapkan enam calon. Politikus PKB menyebut empat nama, yakni Muhaimin, Sekretaris Jenderal Imam Nachrowi, Ketua Fraksi PKB Dewan Perwakilan Rakyat Marwan Ja'far, serta Ketua Fraksi PKB Majelis Permusyawaratan Rakyat Lukman Edy.

Menurut Salahuddin Wahid, adik mantan presiden Abdurrahman Wahid, PKB menyorongkan Ali Maschan Moesa sebagai Menteri Agama. Sedangkan Nahdlatul Ulama menawarkan Katib Am Rais Syuriah Pengurus Besar NU Malik Madani untuk posisi yang sama. Marwan Ja'far mengaku belum tahu berapa jatah menteri untuk partainya dan pada posisi apa. "Kami serahkan kepada hak prerogatif presiden," ujarnya Jumat pekan lalu.

Adapun NasDem, masih menurut informasi dari Tim Transisi, cukup puas dengan tiga kursi menteri. Penentuannya pun setelah PDIP memilih posisi. Soal jatah untuk Hanura akan dibicarakan kemudian.

Seorang petinggi NasDem mengatakan para calon menteri itu adalah Ketua Ferry Mursyidan Baldan, Sekretaris Jenderal Patrice Rio Capella, serta Wakil Sekretaris Jenderal Siti Nurbaya. Partainya menyiapkan satu lagi untuk wakil menteri, yakni Ketua Taufik Basari. "Sudah diputuskan Agustus lalu," katanya. Namun Rio berkeras belum ada pembahasan calon menteri. "Belum ada apa-apa," ujarnya Rabu pekan lalu.

PDIP, partai yang mencalonkan Jokowi, meminta jatah enam-tujuh kursi. "Bisa diisi tokoh partai dan nonpartai," ucap petinggi Tim Transisi. Menurut sejumlah politikus PDIP, calon menteri dari partai itu antara lain anggota DPR M. Prakosa, Kepala Staf Kantor Transisi Rini Mariani Soemarno, Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo, anggota DPR Eva Kusuma Sundari, anggota DPR Mayor Jenderal Purnawirawan Tubagus Hasanuddin, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian RI Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Budi merupakan ajudan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika menjadi presiden pada 2001-2004.

Prakosa didapuk mengurusi pertanian dan Rini di bidang ekonomi. Sedangkan Pramono di Sekretariat Negara. Eva di bidang hukum atau ketenagakerjaan, sementara Hasanuddin diusulkan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara. Pengurus PDIP membantah informasi itu. "Kami belum membahas calon menteri. Tapi stok kader kami banyak," kata Wakil Sekretaris Jenderal Eriko Sotarduga.

Eva mengatakan sudah mendengar kabar bahwa dia masuk daftar. "Terserah penugasan dari Bu Mega," ujarnya. Menurut anggota Komisi Hukum dan Hak Asasi Manusia DPR ini, namanya pertama kali dimunculkan oleh aktivis buruh, wanita, dan relawan pendukung Jokowi. Adapun Hasanuddin, Sekretaris Militer pada pemerintahan Presiden Megawati, mengatakan tak tahu ada kabar itu. "Saya belum diajak bicara," ucapnya.

Persaingan merebut posisi Kepala BIN bakal ketat dengan kemunculan nama mantan Wakil Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Fachrul Razi dan mantan Wakil Kepala BIN As'ad Said Ali. Fachrul disorongkan Jenderal Purnawirawan Luhut Panjaitan bersama sejumlah calon menteri yang lain. Luhut pun dikabarkan mengincar posisi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

Luhut, mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, membantah soal itu. Ia menyatakan tak dalam posisi mengajukan calon menteri. Sedangkan Fachrul mengaku belum pernah diajak bicara oleh siapa pun tentang posisi di BIN.

As'ad, menurut kalangan NU, diajukan mantan Kepala BIN Jenderal Purnawirawan A.M. Hendropriyono. Seseorang yang dekat dengan kalangan militer menyebutkan Ketua Umum Banser Ansor dan politikus Golkar, Nusron Wahid, masuk kubu ini untuk dipromosikan menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga. Hendropriyono tak menjawab pesan dari Tempo. Sedangkan Nusron mengakui kedekatannya dengan Hendropriyono, tapi soal menteri dia mengatakan, "No comment."

Adapun As'ad tak mempersoalkan siapa yang mengusulkan, asalkan direstui para kiai NU. "Karena itu amanah dari negara," ujar Wakil Ketua Umum Pengurus Besar NU itu, Jumat pekan lalu. Dia mengaku memiliki hubungan sangat baik dengan Megawati, Jokowi, dan Kalla.

Jobpie Sugiharto, Muhamad Rizki, Muhammad Muhyiddin, Ira Guslina Sufa, Agustina Widiarsi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus